BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Uji bahan merupakan salah
satu mata kuliah yang penting di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Karena itu,sudah selayaknya sarana dan
prasarana praktek yang ada haruslah lengkap dan representatif.
Namun sangat disayangkan
untuk saat ini peralatan yang digunakan dalam mengerjakan beberapa hal yang ada
dibengkel belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu contoh alat yang
belum sesuai yaitu mesin gerinda untuk memperhalus spesimen bending.
Mesin gerinda yang ada
sekarang yaitu mesin gerinda tangan sangat tidak praktis dan hasil
penggerindaannya juga kurang sempurna. Bila alat ini digunakan untuk melakukan
proses penggerindaan, maka untuk mengoperasikannya memerlukan banyak tenaga dan
faktor keselamatanya (safety factor) masih kurang.
Karena kondisi diatas maka dirancanglah suatu mesin
gerinda dengan sistem semi otomatis. Diharapkan alat ini jauh lebih praktis dan
lebih menghemat tenaga, waktu, seta produk yang dihasilkan juga jauh lebih baik
dan lebih halus. Selain itu, diharapkan alat juga lebih aman bila dibanding
dengan gerinda tangan manual.
II.
TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai
dari adalah :
1.
Merancang dan
membuat alat yang praktis
2.
Bisa menghemat
tenaga dan biaya
3.
Mempunyai factor
keselamatan kerja yang jauh lebih baik
4.
Mempermudah
proses penggerindaan dan penghalusan material sebelum melakukan tes bending
III.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara agar
kelemahan-kelemahan gerinda tangan untuk memperhalus spesimen bending yang ada
saat ini dapat teratasi.
IV.
METODOLOGI
PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penyusunan makalah ini meliputi beberapa tahapan yang terdiri dari :
1. Studi Literatur
Pembuatan dan penulisan berdasarkan
literatur-literatur antara lain text book, jurnal, internet, dan lainnya yang
mempunyai hubungan dengan permasalahan pada proses pembuatan prototype.
2. Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan agar alat dan bahan
yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah dan sesuai dengan yang
direncanakan.
3. Perancangan alat
BAB II
PEMBAHASAN
I.
DASAR TEORI
1. Proses gerinda
Proses gerinda merupakan
proses permesinan yang khusus dengan ciri tertentu antara lain:
1. Kehalusan permukaan produk yang tinggi dapat dicapai dengan cara
yang relatif mudah.
2. Toleransi geometrik yang sempit dapat dicapai dengan mudah.
3. Kecepatan penghasilan geram yang rendah, karena hanya mungkin
dilakukan penggerindaan untuk lapisan yang tipis permukaan benda kerja.
4. Dapat digunakan untuk menghaluskan dan meratakan benda kerja yang
telah dikeraskan (heat-treated)
Kondisi penggerindaan yang baik biasanya ditunjukkan oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kehalusan tinggi
2. Tegangan sisa terendah attau berupa tegangan sisa tekan (compresi
residual stress)
3. Kecepatan penghasilan geram atau produktifitas tinggi
4. Ongkos penggerindaan termurah.
2. Poros
Poros merupakan bagian terpenting dari elemen mesin. Hampir semua
tenaga meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.
Adapun macam-macam poros
adalah sebagai berikut :
a.
Poros Transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau
puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi,
puli sabuk atau sproket rantai, dll.
b.
Spindel
Poros
transmisi ini relatif pendek, dimana beban utamanya berupa puntiran yang
disebut spindel. Deformasi poros ini harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.
c.
Gandar
Poros ini
tidak mendapat beban puntir, tidak boleh berputar dan hanya mendapat beban
lentur. Menurut bentuknya poros terdiri dari poros lurus umum, poros engkol
dll.
II.
PERHITUNGAN
Berdasarkan pengamatan, disimpulkan untuk menghasilkan putaran
pada gerinda bisa menggunakan motor listrik sebagai motor penggeraknya. Motor
listrik yang bisa di pakai memiliki putaran antara 1500-3000 rpm.
Perancangan dimulai dengan mendesain alat, kemudian diteruskan
dengan bagaimana cara kerja alat tersebut. Langkah selanjutnya melakukan
perhitungan Dan dari batasan tersebut digunakan motor listrik dengan putaran
2770 rpm.
1. Perhitungan poros motor
Poros ini berfungsi sebagai
penghubung poros motor dan batu gerinda. Mesin ini menggunakan motor induksi 3
phase untuk memutar batu gerinda dengan kecepatan 2770 rpm
Perhitungan diameter poros
Diketahui :
P = 1.5 kW
n = 2770 rpm
Material
S45C 58 kg/mm2
1) Diameter poros akibat
torsi
T = 9.74 x 105 x P/n
=
527.44 kg.mm
Tegangan ijin = Tegangan
putus/(sf1*sf2)
Sf
1 = 6 Sf1 = 5.6 untuk SF dan
6.0 untuk SC
Sf2
= 2 sf2
= 1.3 s/d 3.0
Tegangan ijin = 4.83
kg/mm2
d = [5,1.T.Kt.Cb/
ζa]^1/3
kt = 1.5
ASME:
Kt
= 1,0 untuk beban halus
Kt = 1,0 s/d 1,5 jika
terjadi sedikit kejutan
Kt = 1,5 s/d 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan
besar
cb = 2
Cb = 1,2 s/d 2,3 dan
Cb = 1,0 bila tidak ada
beban lentur
d = 11.86 mm
2) Berat poros
W = V x massa jenis
Volume = luas penampang x panjang
poros
panjang poros = 150 mm
luas penampang = 0.25 x 3.14 x d2
=
110 mm2
Volume = 16.572 mm3
W = 0.130 kg
3) Bending moment
M = WxL/8
M = 2.44 kg.mm
4) Diameter poros dengan
beban torsi dan bending moment
d
= [(5.1/ζa) x (Km.M2 + Kt. T2)1/2]1/3
Km = 2
Km = 1,5 untuk
momen lentur yang tetap
Km
= 1,5 s/d 2,0 jika terjadi tumbukan ringan
Km = 2,0 s/d 3,0 jika
terjadi tumbukan besar
Kt = 1.5
Kt = 1,0 untuk
beban halus
Kt = 1,0 s/d 1,5 jika terjadi
sedikit kejutan
Kt = 1,5 s/d 3,0 jika beban
dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar
d = 9 mm (berdasarkan tegangan)
d=4.1(T)1/4
d = 20 mm (berdasarkan sudut puntir)
Jadi diameter
poros minimal adalah 20 mm
2. Perhitungan Tegangan
lentur pada plat penyangga motor
Perhitungan pada plat
penyangga motor ini bertujuan agar dapat mengetahui besarnya tegangan lentur
yang terjadi pada plat sehingga bisa dibandingkan dengan tegangan lentur yang
diizinkan pada plat tersebut, diharapkan nilainya dapat memenuhi persyaratan
tersebut.
Diketahui :
• Plat ST 42
• Panjang
= 150 mm
• Lebar
= 150 mm
• Tebal
= 10 mm
• Faktor keamanan (sf) = 2
• Modulus penampang (Sx-x) = 22.5 x 104
mm3
• Jarak titik beban dari pusat momen (l) = 100 mm
• Massa
motor (dengan poros dan gerinda) = 16 kg
Maka gaya yang bekerja pada plat :
F =
m x g
=16 x 9.81
=156.96 N
Untuk menghitung momen lentur pada plat dapat digunakan persamaan
sbb :
M =
F x l
= 156.96 x 100
= 15696 Nmm
Untuk menghitung tegangan lentur yang terjadi pada plat, dapat
digunakan persamaan sbb :
δL = M x sf / Sx-x
= 15696 x 2 / (22.5 x 104)
=
0.3488N/mm2
Untuk menghitung tegangan lentur yang diizinkan pada plat, dapat
digunakan persamaan sbb :
δi =
0.66 x γi
Berdasarkan tabel Grade Classification and Guaranteed Values for
Mechanical Properties pada lampiran, didapatkan nilai yield untuk plat ST 42
adalah 26 kg/mm2. Maka tegangan lentur maksimal yang diizinkan pada plat ST 42
yaitu :
δi =
0.66 x γi
= 17.16 kg/mm2
= 171.6 N/mm2
Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat dibandingkan antara
tegangan lentur yang dialami plat dan tegangan lentur yang diizinkan untuk plat
ST 42. Dari hasil perbandingan dapat dketahui bahwa δL < δi,
maka dapat disimpulkan bahwa plat ST 42 dengan ukuran tersebut mampu untuk
menahan beban motor, poros, dan gerinda.
III.
HASIL
PERENCANAAN
Motor
Mesin ini menggunakan motor induksi 3 phase untuk memutar batu
gerinda dengan kecepatan 2770 rpm
Batu Gerinda
Menggunakan batu gerinda khusus. Batu gerinda ini tersusun dari
kumpulan kertas gosok yang dikeraskan dalam bentuk batu atau disebut dengan
nama flap wheel yang mempunyai bobot lebih ringan dibandingkan dengan batu
gerinda pada umumnya.
Meja
Meja berfungsi sebagai dasar dari mesin gerinda dan landasan dari
semua komponen yang ada.
ukuran :
1 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 600 mm
Lebar : 450 mm
Tebal : 10 mm
2 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 600 mm
Lebar : 50 mm
Tebal : 10 mm
2 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 470 mm
Lebar : 50 mm
Tebal : 10 mm
Support Motor
Support motor berfungsi sebagai tempat
untuk mengunci dudukan motor. Kegunaan
lain adalah sebagai jalur untuk mengatur naik turunnya motor dan gerinda dengan
ulir yang ditempatkan pada dudukan motor.
Dudukan Motor
Dudukan motor berfungsi sebagai tempat
untuk mengunci motor dan untuk menggerakkan naik turunnya motor.
ukuran :
1 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 150 mm
Lebar : 150 mm
Tebal : 10 mm
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 60 mm
Ø luar : 25 mm
Ø dalam : 15 mm
Poros Ulir Pengatur Posisi Motor
Poros ulir ini berfungsi untuk mengatur
naik turunnya motor dan diputar dengan tangan.
ukuran :
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 335 mm
Ø : 15 mm
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 60 mm
Ø : 10 mm
1 buah plat dengan ukuran:
Ø : 75 mm
Tebal : 5 mm
Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit
meterial, agar tidak lepas saat terjadi proses penggerindaan.
ukuran :
2 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 200 mm
Lebar : 45 mm
Tebal : 10 mm
2 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 200 mm
Lebar : 20 mm
Tebal : 10 mm
1 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 200 mm
Lebar : 100 mm
Tebal : 10 mm
1 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 90 mm
Lebar : 30 mm
Tebal : 10 mm
4 buah baut dengan ukuran:
Panjang : 50 mm
Ø : 5 mm
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 60 mm
Ø luar : 25 mm
Ø dalam : 15 mm
Landasan Ragum
Dudukan motor berfungsi sebagai tempat
untuk mengunci ragum pada meja.
ukuran :
1 buah plat dengan ukuran:
Panjang : 300 mm
Lebar : 200 mm
Tebal : 10 mm
Poros Ulir Pengatur Posisi Ragum
Poros ulir ini berfungsi untuk mengatur gerakan
ke kanan dan ke kiri ragum diputar dengan tangan.
ukuran :
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 335 mm
Ø : 15 mm
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 60 mm
Ø : 10 mm
1 buah plat dengan ukuran:
Ø : 45 mm
Tebal : 5 mm
Poros Motor
Poros ini berfungsi sebagai penghubung
poros motor dan batu gerinda. Bagian ini dibuat menyesuaikan dengan posisi
ragum.
ukuran :
1 buah besi silinder dengan ukuran:
Panjang : 325 mm
Ø : 20 mm
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa pada sistem mesin gerinda ini, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1.
Dibandingkan dengan gerinda
tangan, alat ini lebih efektif karena menggunakan sistem semi otomatis
2.
Hasil yang diperoleh dari alat ini akan jauh lebih rata dan lebih
halus dibandingkan dengan gerinda tangan
3.
Kontruksi dari mesin gerinda sangat sederhana dan dapat dengan
mudah dibongkar pasang sehingga dapat memudahkan dalam perawatan dan perbaikan.
II.
SARAN
Agar kerja dari mesin gerinda ini lebih optimal,dapat disempurnakan
dengan menambahkan sistem pneumatik supaya gerakan pada ragum lebih halus dan
akurat.
0 comments:
Post a Comment