Find Me !

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Saturday, October 11, 2014

PKM-GT : PEMANFAATAN PRINSIP TEKNOLOGI PERTAHANAN MILITER IRON DOME SEBAGAI ALAT PEMECAH OMBAK TSUNAMI

PEMANFAATAN PRINSIP TEKNOLOGI PERTAHANAN MILITER IRON DOME SEBAGAI ALAT PEMECAH OMBAK TSUNAMI

RINGKASAN

Saat ini teknologi semakin berkembang pesat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan  teknologi – teknologi terbaru pun semakin tinggi. Namun, tingkat kebutuhan tersebut tidak diimbangi dengan tingkat keamanan. Hal ini akan berdampak pada bahaya yang ditimbulkan dari teknologi-teknologi itu sendiri. Hingga saat ini belum ada  hukum atau tindakan yang dikhususkan untuk menjamin keselamatan konsumen di Indonesia terhadap bahaya – bahaya dari teknologi saat ini khususnya radiasi.
Radiasi merupakan energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Namun, radiasi paling umum yang timbul pada perangkat – perangkat elektronik saat ini adalah radiasi elektromagnetik yang berpotensi membahayakan pengguna. Jenis radiasi ini sangat berbahaya dalam jangka panjang, karena dapat merusak protein dalam tubuh sehingga memicu pertumbuhan sel-sel yang tidak diinginkan tubuh seperti kanker, dan lain sebagainya. Mari kita ambil contoh perangkat yang paling umum digunakan di masyarakat yaitu telepon genggam atau sering kita sebut HP (Handphone). Dewasa ini belum ada pengamanan khusus dari bahaya akibat radiasi yang ditimbulkan oleh HP. Bahkan radiasi yang ditimbulkan oleh HP bersifat continue atau terus menerus dan akan sangat membahayakan siapa saja yang masuk jangkauan dari radiasi HP tersebut terutama untuk yang berusia 17 tahun kebawah. Dalam usia ini, mereka masih dalam masa pertumbuhan sehingga radiasi dapat dengan mudah merusak protein di dalamnya. Selain itu, para pengguna HP aktif kerap menyimpan HP mereka didalam saku, baik saku baju maupun saku celana. Hal ini tentunya akan membahayakan pengguna HP tersebut, karena tubuh pengguna dapat terpapar radiasi HP secara langsung.
Untuk menyiasati permasalahan seperti yang kami sebutkan sebelumnya, maka diperlukan adanya suatu terobosan untuk mengalihkan jenis radiasi elektromagnetik pada HP tersebut. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih aman menggunakan serta menyimpan perangkat ini di dekat mereka. Maka, dibutuhkan suatu media yang dapat mengamankan penggunanya dari radiasi ini seperti contohnya baju Anti Radiasi. Namun, teknologi tersebut harganya relatif mahal bagi kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu, dalam gagasan tertulis ini kami menawarkan sebuah solusi yaitu membuat saku dengan bahan kain anti radiasi sehingga manfaatnya dapat lebih optimal dan harganya pun akan lebih terjangkau terutama oleh kalangan menengah ke bawah. 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bencana alam bukanlah hal yang diinginkan oleh manusia. Selain mengancam nyawa manusia, bencana alam juga benar-benar berdampak ekstrim pada ekonomi suatu negara. Mari kita kenang kembali peristiwa tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Sebuah bencana yang begitu hebat terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 Bencana tsunami tersebut menelan korban hingga 230.000 jiwa. Tak cukup duka yang dibawa tsunami, bencana tersebut juga memporak-porandakan bagian Utara Pulau Sumatera tersebut hingga pemerintah harus merasakan dampak kehilangan dan kerusakan infrastruktur hingga bertriliun-triliun rupiah.
Bencana yang terjadi di Aceh bukanlah hal yang pertama. Banyak bencana berupa tsunami yang sudah terjadi dihari-hari sebelumnya. Dan pada saat itu, manusia hanya bisa berusaha mendeteksi sebuah bencana alam, dan berusaha meminimalisir korban jiwa. Namun berbeda dengan saat ini. Manusia sudah mampu menciptakan berbagai teknologi yang hebat. Mari kita sebut teknologi militer yang disebut IRON DOME sebagai contoh. Teknologi pertahanan yang diciptakan oleh Israel ini terbukti ampuh menahan serangan-serangan roket dari Hamas pada saat itu. Dengan memanfaatkan sensor rudal, Iron Dome mampu mendeteksi ratusan rudal yang terbang di langit Israel, lalu menghancurkan rudal tersebut dengan peluru atau roket kosong yang ditembak secara otomatis melalui daratan. Teknologi canggih ini cukup membuat dunia takjub. Yang pada akhirnya melahirkan sebuah pertanyaan dibenak penulis, “Apakah teknologi IRON DOME hanya mampu berfungsi sebagai pertahanan perang saja?”. Dan lahirlah sebuah konsep dari penulis tentang pemanfaatan teknologi IRON DOME sebagai pemecah ombak tsunami dengan memanfaatkan sensor dan hulu ledak yang aman. Dengan konsep ini diharapkan manusia dapat mencegah terjadinya bencana alam dikemudian hari.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan Karya Tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Pemanfaatan teknologi IRON DOME dengan mengganti penerapan sensor yang dipakai dengan keadaan fisik bencana tsunami.
2.      Memberikan gambaran konsep bagaimana teknologi IRON DOME mampu direalisasikan di wilayah-wilayah di Indonesia khususnya di wilayah rawan bencana
3.      Memberi gambaran serta penjelasan terkait pihak yang dirasa mampu dan bertanggung jawab bilamana teknologi IRON DOME diaplikasikan dikemudian hari
4.      Meminimalisir korban jiwa serta dampak kerusakan secara ekstrim akibat bencana alam tsunami
1.4 Manfaat
Karya tulis ini dapat menjadi suatu solusi berupa konsep yang dapat diaplikasikan guna menghadapi terror bencana alam tsunami. Konsep ini dinilai mampu meminimalisir korban jiwa serta mampu mengantisipasi bilamana terjadi tsunami secara tiba-tiba tanpa ada kesiapan apapun. Selain itu, penulis berharap tinggi juga bahwa tiap negara tidak lagi terlalu terfokus pada peningkatan teknologi pertahanan perang, namun mengubah fokus nya terhadap isu-isu lebih layak seperti bencana alam sendiri.



BAB II
GAGASAN
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Tsunami
Tsunami merupakan sebuah bencana alam berupa ombak tinggi yang disebabkan oleh gempa yang memicu meluapnya gelombang laut kesegala arah. Selain gempa, tsunami juga bisa terjadi bila terdapat objek raksasa besar jatuh mendarat di laut dengan kecepatan tinggi, seperti meteor ataupun objek raksasa lainnya.

Saat terjadi gempa hingga menghadirkan tsunami, kecepatan pergerakan ombak mencapai 700 – 1000 km/jam, namun saat mendekati garis pantai, kecepatan akan berkurang hingga 50 km/jam karena menghantam batas pantai, lalu akan membentuk ombak tinggi. Tinggi ombak  yang pernah ada tercatat sekitar 4 sampai 24 meter.

2.1.2 IRON DOME
IRON DOME merupakan teknologi pertahanan anti-misil udara yang dikembangkan oleh negara Israel dan pertama kali difungsikan pada tanggal 27 Maret 2011. Sistem kerja IRON DOME adalah memancarkan sebuah gelombang sensor yang menyerupai dinding pendeteksi. Bila ada misil yang menembus dinding tersebut, sensor akan membacanya, lalu akan mengisyaratkan roket-roket pertahanan untuk menghantam misil yang menerobos dinding pendeteksi tersebut.

Sistem Pertahanan IRON DOME Israel sudah menunjukkan kemampuannya dengan cara sukses melumpuhkan ratusan roket yang diluncurkan oleh Hamas pada tanggal 7 April 2011 lalu.

2.2 Solusi Yang Pernah Dijalankan
Dewasa ini, masing-masing negara hanya mampu mendeteksi tanda-tanda awal kemungkinan akan terjadi tsunami. Tanda-tanda tersebut berupa terdeteksinya gempa, hingga adanya perilaku aneh dari hewan sebelum terjadi tsunami. Sesaat setelah terbacanya potensi terjadinya tsunami, masyarakat akan diinstruksikan untuk evakuasi yang dipandu oleh pihak berwenang yang terkait.
Namun pendeteksian tanda-tanda awal bencana alam terbukti belum cukup untuk mengantisipasi jatuhnya korban. Banyak kasus dimana bencana alam terjadi secara tiba-tiba tanpa ada persiapan dini yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban seperti kejadian tsunami di Aceh beberapa tahun lalu.

2.3 Deskripsi Ide
Konsep ini akan memanfaatkan prinsip kerja Iron Dome yang dimiliki oleh Israel. Yang menjadi pembeda adalah “dinding” pertahanan milik Iron Dome akan dimodifikasi sehingga tidak lagi mendeteksi metal dari misil, namun akan mendeteksi tinggi ombak, dan dalam konteks ini, ombak yang dimaksud adalah ombak tsunami.

Pemancar sensor pembaca tinggi ombak tsunami akan diposisikan mengapung di lautan. Pada saat gelombang tsunami mendekati garis pantai, gelombang tsunami akan berkurang kecepatannya lalu akan membentuk ombak tsunami. Tinggi ombak tsunami akan terbaca oleh sensor dari detektor, dan dengan segera mengirimkan sinyal informasi ke pangkalan darat.
Sesaat sinyal dari detektor tsunami diterima oleh pangkalan artileri tsunami, secara otomatis rudal-rudal khusus akan meluncur menuju blasting point. Blasting point merupakan zona meledaknya rudal-rudal tersebut dengan target pemecahan ombak tsunami, sehingga ombak akan mengecil, atau bahkan hilang karena tekanan dari hulu ledak.
2.4 Pihak-Pihak Terkait Konsep
Dalam konsep ini, pihak yang akan terlibat dalam gagasan ini antara lain pemerintah, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), serta TNI-AL. Pemerintah memegang peran penting dalam pengembangan konsep ini. Tentu peranan dari kementrian riset & teknologi akan sangat berdampak pada kesempurnaan konsep ini.
Pihak yang terkait selanjutnya adalah LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). LAPAN merupakan badan khusus yang berkutat dengan roket-roket pertahanan Indonesia saat ini. Dalam hal ini, produk dari LAPAN, yakni roket LAPAN akan dijadikan sebagai objek utama pemecah ombak tsunami. Tentu pengembangan sensor khusus terkait air laut harus dikembangkan sehingga roket LAPAN akan mampu bekerja optimal pada saat berhadapan dengan ombak tsunami.
Peran yang tak kalah pentingnya dipegang oleh TNI-AL. Sebagai barisan pertahan negara paling luar, tentu TNI-AL memegang kunci serius terkait pemanfaatan teknologi ini. Pangkalan khusus harus didirikan dilokasi-lokasi strategis sehingga memudahkan roket pemecah tsunami menjalankan tugasnya.
2.5 Langkah Strategis
a. Penempatan Markas Artileri Pertahanan
Mengingat dibutuhkannya waktu yang cepat agar rudal dapat mencapai sasaran dengan cepat, serta daya jelajah dan kecepatan rudal yang dipakai, maka langkah terbaik dalam pembangunan pangkalan pertahanan sekitar 80 sampai dengan 90 km dari titik detektor ombak. Dengan daya jelajah rudal sebesar 120 km, dan dengan kecepatan jelajah rudal yang cepat, tentu jarak 90 km akan dicapai tepat waktu.


b. Sensor Pada Detektor
Jenis sensor yang akan difungsikan pada detektor ada dua jenis, dan sebuah fasilitas pengirim sinyal kepada pangkalan pusat.

Karena tsunami diawali dengan pergerakan gelombang laut yang cepat, yakni mencapai 1000 km / jam, maka sensor kecepatan gelombang laut akan dipasang. Sensor tersebut akan memicu aktifnya sensor tinggi ombak laut bilamana aktif terkena gelombang laut dengan kecepatan diatas 500 km/jam. Fase kedua tsunami yakni adalah mengecilnya kecepatan gelombang lalu membentuk ombak dengan tinggi puluhan meter. Pada tahap ini, sensor tinggi akan membaca tinggi ombak tersebut, lalu mengirimkan sinyal laporan ke markas pertahanan dengan fasilitas pengirim sinyal darurat yang telah terpasang. Dengan demikian rudal akan segera meluncur bila keadaan sesuai, sehingga ombak tsunami dapat dipecah atau minimal dapat meminimalisir efek perusak dari tsunami.
c. Jenis Hulu Ledak
Dalam konsep ini, rudal rekomendasi yang akan dimodifikasi dengan sensor air  adalah rudal produksi Indonesia yang bernama LAPAN tipe 420, dengan daya jelajah 110 – 120 km, dan dengan daya hancur sekitar 200 x 150 meter. Rudal tersebut akan meledak bila sensor terpicu sehingga misi rudal dapat tercapai.
GAGASAN
Keadaan saat ini (Status Quo)
Menurut data yang sudah disajikan pada latar belakang (grafik 1.1), perkembangan pengguna HP (Hand Phone) di Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun. Bahkan pada 4 tahun terakhir, terhitung sejak tahun 2011, angka pengguna HP di Indonesia yang dulunya 23%, meluncur ke angka 53%. Dan bila dihitung secara kasar, akan didapat angka sekitar 125 juta jiwa pengguna HP aktif yang ada di Indonesia saat ini.Menurut survey dari Nielsen Company, persentase pertumbuhan kepemilikan HP di Indonesia adalah yang paling drastis dibandingkan dengan presentase dari Negara – Negara di Asia Tenggara lainnya.
Hingga saat ini, masih belum ada perhatian ataupun tindakan khusus dari pihak manapun terkait dengan bahaya akan radiasi HP itu sendiri di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena perangkat – perangkat tersebut masih dibawah batas radiasi penetapan WHO sehingga belum ada pihak yang serius untuk menindak lanjuti bahaya ini. Dan juga teknologi anti radiasi yang ada saat ini hanya bersifat khusus untuk suatu kegiatan ataupun pekerjaan tertentu, misalnya pekerjaan yang berhubungan dengan radioaktif, dsb, sementara radiasi yang dianggap kecil tapi sangat berbahaya ini tidak mendapat perhatian lebih lanjut, namun perkembangan HP di Indonesia semakin cepat. Hukum yang sudah diberlakukan belum ada yang menyinggung akan keselamatan pengguna HPsecara langsung. Hal ini sungguh disayangkan, karena ditengah perkembangan Negara ini masih tidak ditunjang dengan pengamanan yang mendasar pula.
Solusi Yang Pernah Ada
Hingga saat ini belum ada solusi yang benar – benar mendasar terkait akan tindakan pengamanan para pengguna HP. Teknologi yang paling cocok untuk menanggulangi bahaya akan radiasi itu sendiri adalah baju / kain anti radiasi yang terbuat dari serat perak. Baju anti radiasi ini sendiri sering dipakai untuk pekerjaan yang berhubungan dengan radiasi seperti radioaktif, dan akhir – akhir ini banyak dijumpai di internet bahwa baju anti radiasi sudah dimanfaatkan sebagai pakaian bagi para wanita yang sedang mengandung. Akan tetapi, pemanfaatan dari teknologi anti radiasi yang sudah disebutkan tadi tidak ada yang langsung dikhususkan untuk penanggulangan bahaya radiasi HP. Ditambah harga dari baju – baju anti radiasi tersebut relatif mahal khususnya untuk kalangan menengah kebawah.
Perbaikan Keadaan Dengan Pengajuan Gagasan
Seperti yang sudah disebutkan, teknologi – teknologi anti radiasi saat ini kurang begitu optimal pemanfaatannya. Sebab pada dasarnya teknologi – teknologi ini diciptakan bukan untuk menanggulangi bahaya radiasi yang kecil. Oleh karena itu, dengan mengajukan gagasan ini penulis berusaha mengoptimalkan pemanfaatan dari kain anti radiasi yang didisain sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisir dana pembuatan. Selain itu, dengan cara meminimalisir dana pembuatan tentunya juga akan menekan harga penjualan produk tersebut. Jadi, bila kita mengaplikasikan teknologi SAR pada pakaian, harga pakaian tersebut akan jauh lebih murah dari pada membeli pakaian anti radiasi yang utuh, namun tetap terjangkau oleh semua kalangan.
Pihak – pihak penunjang gagasan
Terkait dengan gagasan penulis tentang pengaplikasian SAR pada pakaian manusia, maka erat hubungannya dengan produsen pakaian di Indonesia. Oleh karena itu, dalam gagasan ini penulis menjadikan semua produsen pakaian yang ada sebagai pihak penunjang untuk pengimplentasian gagasan ini pada produk – produk mereka, mengingat betapa berbahayanya radiasi dari HP dan juga pentingnya pengamanan akan bahaya tersebut. Kami berharap dengan pengaplikasian saku anti radiasi ( SAR ) pada pakaian – pakaian yang mereka produksi akan meminimalisir bahaya yang timbul dari radiasi HP terhadap penggunanya.
Strategi Pengimplentasian
Untuk strategi agar SAR dapat diterima dan didengar oleh produsen – produsen pakaian hingga masyarakat luas, maka penulis menawarkan 2 langkah jitu versi penulis yang disebut SILUMAN. Apa itu SILUMAN? SILUMAN adalah singkatan dari Sosialisasi, Solusi dan manfaat. Sesuai dengan namanya, langkah pertama yang dilakukan adalah sosialisasi kepada masyarakat dan produsen pakaian akan bahayanya radiasi HP serta pentingnya pengamanannya, dilanjutkan dengan penyampaian solusi kami yaitu SAR agar diaplikasikan pada produk – produk dari produsen pakaian dengan menyampaikan manfaat apa saja yang bisa didapat melalui solusi ini. Penulis akan mendeskripsikan langkah – langkah tersebut sebagai berikut :
1.      Sosialisasi
Hal pertama yang harus dilakukan adalah sosialisasi terkait bahaya akan radiasi HP, baik kepada masyarakat maupun produsen pakaian, sehingga diharapkan mereka akan lebih sadar akan bahaya radiasi HP.
2.      Solusi dan Manfaat
Selanjutnya adalah penyampaian solusi yaitu pemanfaatan teknologi kain anti radiasi sebagai saku yang kami sebut dengan ( SAR ) pada produk – produk produsen pakaian, diikuti dengan penyampaian manfaat apa saja yang akan didapat produsen jika mengimplentasikan SAR. Salah satu manfaat yang didapat oleh produsen adalah mengangkat nama produsen karena menciptakan produk baru yang sangat berguna bagi masyarakat tertuma bagi pengguna HP dan mendongkrak penjualan produk – produk produsen. Sementara manfaat bagi masyarakat adalah rasa aman karena mereka terlindung dari radiasi HP saat disimpan pada saku pakaian mereka.
Dengan langkah – langkah tersebut, diharapkan teknologi kain anti radiasi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan lebih optimal lagi. Dan juga memberikan solusi untuk mengamankan pengguna HP dari bahaya radiasi HP yang mereka gunakan tanpa harus membeli baju anti radiasi utuh yang harganya relatif mahal.
BAB III
KESIMPULAN
Konsep ini merupakan modifikasi prinsip kerja teknologi perang milik Israel yakni IRON DOME, dan mempunyai tujuan untuk memecah ombak tsunami ataupun setidaknya meminimalisir dampak tsunami dengan cara menekan laju ombak yang datang ke daratan. Dengan demikian, diharapkan jumlah korban jiwa ataupun dampak kerusakan akibat tsunami dapat diminimalisir secara ekstrim sehingga negara tak lagi merasakan dampak ekstrim akibat terjadinya tsunami. Konsep ini akan memanfaatkan penuh peranan stakeholder, serta produk dalam negeri yang telah dimodifikasi, yang mana dalam konteks ini adalah rudal LAPAN tipe 420 milik Indonesia.

0 comments:

Post a Comment