Pokok
Bahasan 5 :
Desain
Eksperimen dengan
Metode
Taguchi
Metode
Taguchi merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang bertujuan
memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan dengan
menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Metode Taguchi berupaya
mencapai sasaran itu dengan menjadikan produk atau proses ‘tidak sensitif’
terhadap berbagai faktor luar, seperti material, perlengkapan manufaktur,
tenaga kerja manusia dan kondisi-kondisi operasional.
Filosofi
Taguchi terdiri dari 3 konsep, yaitu :
1. Kualitas
harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar memeriksanya.
2. Kualitas
terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari target. Produk harus didesain sehingga kokoh (robust)
terhadap faktor lingkungan yang tidak dapat dikontrol.
3. Kualitas
harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar tertentu dan kerugian harus
diukur pada seluruh sistem.
Keunggulan
dari metode Taguchi adalah :
1. Desain eksperimen Taguchi lebih efisien karena
memungkinkan untuk melaksanakan penelitian yang melibatkan banyak faktor dan
jumlah.
2. Desain eksperimen Taguchi memungkinkan
diperolehnya suatu proses yang menghasilkan produk yang konsisten dan kokoh
terhadap faktor yang tidak dapat dikontrol (faktor gangguan).
3. Desain eksperimen
Taguchi menghasilkan kesimpulan mengenai respon faktor-faktor dan level dari faktor-faktor
kontrol yang menghasilkan respon optimum.
Kekurangan dari
metode Taguchi adalah :
Rancangan
metode Taguchi mempunyai struktur yang sangat komplek, dimana terdapat
rancangan yang mengorbankan pengaruh interaksi da nada pula rancangan yang
mengorbankan pengaruh utama dan pengaruh interaksi yang cukup signifikan. Untuk mengatasinya perlu dilakukan pemilihan
rancangan percobaan secara hati-hati dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Tahapan Utama pada
Desain Eksperimen Taguchi :
1. TAHAP
PERENCANAAN EKSPERIMEN
1.1. Perumusan
Masalah
Perumusan masalah harus
spesifik dan jelas, secara teknis harus dapat dituangkan ke dalam eksperimen
yang akan dilakukan.
1.2. Tujuan
Eksperimen
Tujuan yang melandasi
eksperimen harus dapat menjawab apa yang telah dinyatakan pada perumusan
masalah, yaitu mencari sebab yang menjadi akibat pada masalah yang diamati.
1.3. Penentuan
Variabel Tak Bebas
Variabel tak bebas adalah
variabel yang perubahannya tergantung pada variabel-variabel yang lain. Dalam merencanakan suatu eksperimen harus
dipilih dan ditentukan dengan jelas variabel tak bebas mana yang akan
diselidiki.
Dalam eksperimen Taguchi,
variabel tak bebas adalah karakteristik kualitas yang terdiri dari 3 kategori,
yaitu :
1. Karakteristik
yang dapat diukur
Semua hasil akhir yang
diamati dapat diukur dengan skala kontinu.
Contoh : temperature, berat,
tekanan, dan lain-lain.
2. Karakteristik
atribut
Hasil akhir yang diamati
tidak dapat diukur dengan skala kontinu, tetapi dapat diklasifikasikan secara
kelompok.
Contoh : retak, jelek, baik,
dan lain-lain.
3. Karakteristik
dinamik
Merupakan fungsi representasi dari
proses yang diamati. Proses yang diamati
digambarkan sebagai signal dan output
digambarkan sebagai hasil dari signal.
Contoh : pada sistem transmisi otomatis
dengan input putaran mesin dan output perubahan getaran.
4. Identifikasi
faktor-faktor (Variabel Bebas)
Variabel bebas (faktor) adalah variabel
yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Pada tahap ini akan dipilih faktor-faktor
mana saja yang akan diselidiki pengaruhnya terhadap variabel tak bebas yang
bersangkutan. Pada suatu eksperimen
tidak semua variabel yang diperkirakan mempengaruhi variabel, akan diselidiki,
sebab hal ini akan membuat pelaksanaan percobaan dan analisisnya menjadi
kompleks. Hanya faktor-faktor yang
dianggap penting saja yang akan diselidiki.
5. Pemisahan
faktor kontrol dan faktor gangguan
Faktor-faktor yang diamati terbagi atas faktor
kontrol dan faktor gangguan. Faktor kontrol adalah faktor yang nilainya dapat
diukur atau dikendalikan, atau faktor yang nilainya ingin diukur atau
dikendalikan. Sedangkan faktor gangguan
adalah faktor yang nilainya tidak bisa diatur atau dikendalikan.
6. Penentuan
jumlah level dan nilai level faktor
Pemilihan jumlah level penting artinya
untuk ketelitian hasil eksperimen dan biaya pelaksanaan eksperimen. Makin banyak
level yang diteliti maka hasil eksperimen juga semakin teliti karena
data yang didapatkan semakin banyak, akan tetapi banyaknya level akan
meningkatkan jumlah pengamatan sehingga akan menaikkan biaya eksperimen.
7. Perhitungan
derajat kebebasan
Perhitungan derajat kebebasan dilakukan
untuk menghitung jumlah minimum eksperimen yang harus dilakukan.
8. Pemilihan
matriks ortogonal
Pemilihan matrik ortogonal tergantung
dari nilai faktor dan interaksinya, serta nilai level dari tiap-tiap faktor. Penentuan faktor, interaksi dan level ini
akan mempengaruhi total derajat kebebasan yang berguna untuk menentukan matrik ortogonalnya.
9. Penempatan
kolom untuk faktor dan interaksi ke dalam matrik ortogonal
Untuk memudahkan di kolom mana saja
diletakkan interaksi faktor pada setiap matrik ortogonal, Taguchi menyatakan
dalam grafik linier dan tabel triangular untuk masing-masing matrik ortogonal.
Grafik Linier adalah representasi grafik
dari informasi interaksi dalam suatu matrik eksperimen, yang terdiri dari titik
dan garis. Setiap titik mewakili faktor
utama dan garis mewakili interaksi antar dua faktor utama yang bersangkutan.
Tabel triangular memuat seluruh
kemungkinan dan kolom-kolom interaksi untuk setiap tabel matriks ortogonal.
2. TAHAP
PELAKSANAAN EKSPERIMEN
Pelaksanaan eksperimen taguchi adalah
melakukan pengerjaan berdasarkan setting faktor pada matriks ortogonal dengan
jumlah eksperimen sesuai jumlah replikasi dan urutan seperti pada randomisasi.
Jika replikasi bertujuan memungkinkan
dilakukan uji signifikan, maka randomisasi bertujuan menjadikan uji tersebut
valid dengan menghilangkan sifat bias.
2.1. Jumlah
Replikasi
Replikasi adalah pengulangan kembali perlakuan
yang sama dalam suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk memperoleh
ketelitiaan yang lebih tinggi. Tujuan
dilakukan replikasi :
a. Menambah
ketelitian data eksperimen.
b. Mengurangi
tingkat kesalahan pada eksperimen.
c. Memperoleh
harga taksiran kesalahan eksperimen sehingga memungkinkan diadakannya uji
signifikan hasil eksperimen.
2.2. Randomisasi
Pengaruh faktor gangguan (faktor yang
tidak bisa dikendalikan) dalam percobaan, contoh : kelelahan operator,
perubahan daya mesin, dan lain-lain dapat diperkecil dengan menyebarkan
pengaruhnya selama eksperimen melalui randomisasi (pengacakan) urutan
percobaan. Tujuan dilakukan randomisasi
:
a. Meratakan
pengaruh dari faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan pada semua unit
eksperimen.
b. Memberikan
kesempatan yang sama pada semua unit eksperimen untuk menerima suatu perlakuan
sehingga diharapkan ada kehomogenan pengaruh dari setiap perlakuan yang sama.
c. Mendapatkan
hasil pengamatan yang bebas satu sama lain.
3. TAHAP ANALISA
Pada tahap analisa dilakukan pengumpulan
data, pengaturan data, perhitungan serta penyajian data dalam suatu layout
tertentu yang sesuai dengan desain yang dipilih.
Selain itu juga dilakukan perhitungan dan
pengujian data dengan statistik :
3.1. Analisis
Varians Taguchi
Analisis varian merupakan teknik
menganalisis dengan menguraikan seluruh (total) variansi atas bagian-bagian
yang diteliti. Analisis varian digunakan
untuk membantu mengidentifikasikan kontribusi faktor sehingga akurasi perkiraan
model dapat ditentukan.
Analisis varian untuk suatu matrik ortogonal
dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah kuadrat untuk masing-masing
kolom. Untuk analisis varian dua arah
adalah data eksperimen yang terdiri dari dua faktor atau lebih dan dua level
atau lebih.
a. Jumlah
kuadrat total
Dimana
: N = jumlah percobaan
y = data yang diperoleh dari
percobaan
b. Jumlah
kuadrat faktor A
Dimana
: Ai = level ke-I faktor A
nAi = jumlah
percobaan level ke-I faktor A
c. Jumlah
interaksi AxB
d. Jumlah
kuadrat error
, sehingga
3.2. Uji
F
Pengujian
bahwa adanya pengaruh faktor dalam percobaan, tidak dibuktikan oleh analisis
varian, tetapi oleh uji F. Uji hipotesis
F dilakukan dengan cara membandingkan variansi yang disebabkan oleh
masing-masing faktor dengan variansi error.
Variansi error adalah variansi setiap individu dalam pengamatan yang
timbul karena faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. Dalam hal ini :
Variansi karena perlakuan + variansi
karena error
Fsumber =
Variansi
karena error
Nilai Fsumber
tersebut dibandingkan dengan nilai Ftabel pada harga α tertentu dan
derajat bebas (k-1)(N-k), dimana k : jumlah level suatu faktor dan N : jumlah
total perlakuan.
Hipotesa pengujian :
H0 : tidak
ada pengaruh perlakuan, sehingga µ1=µ2=…=µj=µk
H1 : ada
pengaruh perlakuan, sehingga sedikitnya ada satu µi yang tidak sama
Apabila nilai Fsumber
< Ftabel maka hipotesa nol (H0) diterima atau berarti
tidak ada pengaruh perlakuan. Apabila
nilai Fsumber > Ftabel maka hipotesa nol (H0)
ditolak atau berarti ada pengaruh perlakuan.
3.3. Strategi
Pooling Up
Strategi pooling up pada
Taguchi dirancang untuk mengestimasi variansi error pada anova, sehingga
estimasi yang dihasilkan akan lebih baik, karena strategi ini akan
mengakumulasi beberapa variansi error dari beberapa faktor yang kurang berarti.
Strategi ini menguji F efek
kolom terkecil terhadap yang lebih besar berikutnya untuk melihat
kesignifikannya. Dalam hal ini jika
tidak ada rasio F signifikan yang muncul maka kedua efek tersebut di pooling
untuk menguji kolom yang lebih besar berikutnya sampai nilai F yang signifikan
muncul.
3.4. Rasio
S/N
Rasio S/N (Signal to Noise)
digunakan untuk memilih faktor-faktor yang memiliki kontribusi pada pengurangan
variasi suatu respon. Penggunaan rasio
S/N digunakan untuk mengetahui level faktor mana yang berpengaruh pada hasil
eksperimen. Rasio S/N terdiri dari
beberapa tipe karakteristik kualitas, yaitu :
a. Semakin
kecil semakin baik
Karakteristik kualitas dengan nilai S/N ≥ 0,
sehingga nilai S/N mendekati nol (S/N → 0).
Dimana : n = jumlah
pengulangan dari suatu trial.
b. Tertuju
pada nilai tertentu
Karakteristik
kualitas dengan nilai tidak nol dan terbatas, atau dengan kata lain nilai yang
mendekati suatu nilai yang ditentukan adalah yang terbaik (S/N → k).
c. Semakin
besar semakin baik
Karakteristik
kualitas dengan rentang nilai 0 < S/N < ∞, nilai semakin besar adalah
semakin diinginkan.
4. INTERPRETASI HASIL EKSPERIMEN
Dalam
menganalisa hasil eksperimen dari metode Taguchi menggunakan anova, yaitu
jumlah kuadrat total (SST), jumlah kuadrat perlakuan A (SSA)
atau jumlah kuadrat error (SSE).
4.1. Persen kontribusi
Persen kontribusi merupakan indikasi
kekuatan relatif dalam mereduksi variansi.
SS’A = SSA – (VA).(MSE)
MSe = MSA – MS’A
Pada persen kontribusi akan dihitung
persen kontribusi faktor maupun interaksi faktor yang signifikan dan error.
Jika ρerror ≤ 15% maka
berarti tidak ada faktor yang berpengaruh terabaikan.
Jika ρerror ≥ 50% maka
berarti terdapat faktor yang berpengaruh terabaikan dan error yang hadir
terlalu besar.
4.2. Interval Kepercayaan (Confidence Interval,
CI)
a. Interval
kepercayaan untuk level faktor (CI1)
Dimana : Fα ; 1 ; ve = rasio
F
α = resiko
V1 = 1
Ve = derajat
kebebasan error
MSe = rata-rata
kuadrat error (variansi kesalahan)
n = jumlah
yang diuji pada suatu kondisi tersebut
µAK = dugaan
rata-rata faktor A pada perlakuan (level) ke k
= rata-rata faktor A pada perlakuan ke k
k = 1,2,…..
b. Interval
kepercayaan pada kondisi perlakuan yang diprediksi (CI2)
Dimana :
N
neff =
1+(jumlah dof yang berhubungan dengan
estimasi A)
N = jumlah data percobaan
keseluruhan
c. Interval kepercayaan untuk memprediksi
eksperimen konfirmasi (CI3)
Dimana : R = jumlah
sampel pada percobaan konfirmasi dan r ≠ 0
V2 = derajat
bebas varian kesalahan pooling
neff = jumlah
pengulangan efektif
5. EKSPERIMEN KONFIRMASI
Eksperimen konfirmasi adalah percobaan yang
dilakukan untuk memeriksa kesimpulan yang didapat. Tujuan eksperimen konfirmasi adalah untuk
memverifikasi :
1. Dugaan
yang dibuat pada saat model performasi penentuan faktor dan interaksinya.
2. Merancang
parameter (faktor) yang optimum hasil analisis dari hasil percobaan pada
performasi yang diharapkan.
Langkah-langkah
eksperimen konfirmasi adalah sebagai berikut :
1. Merancang
kondisi optimum untuk faktor dan level signifikan.
2. Membandingkan
rata-rata dan variasi hasil percobaan konfirmasi dengan rata-rata dan variansi
yang diharapkan.
Eksperimen
konfirmasi dinyatakan berhasil jika :
1. Terjadi
perbaikan dari hasil proses yang ada (setelah eksperimen Taguchi dilakukan).
2. Hasil
dari eksperimen konfirmasi dekat dengan nilai yang diprediksikan.
MATRIK
ORTOGONAL
Matrik
ortogonal adalah matrik seimbang dari faktor dan level sedemikian sehingga
pengaruh suatu faktor atau level tidak berbaur dengan pengaruh faktor atau
level yang lain. Matrik ortogonal ini
tersusun menurut baris dan kolom, kolom merupakan faktor yang dapat diubah
dalam eksperimen, sedangkan baris merupakan kombinasi level dari faktor dalam
eksperimen.
Prosedur
menentukan matrik ortogonal yang sesuai dengan eksperimen :
1. Definisikan jumlah faktor dan levelnya.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap
parameter-parameter yang terdapat dalam suatu proses produksi, dan dari
parameter tersebut dilakukan penentuan level pengamatan untuk tiap faktor yang
ada, sehingga memudahkan dalam melakukan pengamatan.
Contoh : suatu
eksperimen mempunyai 5 faktor kontrol yaitu faktor A, B, C, D dan E, serta
masing-masing faktor mempunyai 2 level.
2.
Tentukan derajat kebebasan.
Derajat kebebasan adalah sebuah konsep yang
mendeskripsikan seberapa besar eksperimen yang mesti dilakukan dan seberapa
banyak informasi yang didapatkan dari eksperimen tersebut.
Derajat kebebasan matrik ortogonal (Ortogonal
Array, VOA) :
VOA = banyaknya eksperimen – 1
Derajat kebebasan faktor-faktor dan
level-level (Vfl) :
Vfl = banyaknya level – 1
Total derajat kebebasan (Total Vfl)
:
Total Vfl = (banyaknya faktor).(Vfl)
Contoh : Suatu eksperimen mempunyai 5 faktor kontrol
yaitu faktor A,B,C,D dan E, serta masing-masing faktor mempunyai 2 level. Maka derajat kebebasannya sebagai berikut :
Derajat kebebasan faktor
A = (2-1) = 1
Derajat kebebasan faktor
B = (2-1) = 1
Derajat kebebasan faktor
C = (2-1) = 1
Derajat
kebebasan faktor D = (2-1) = 1
Derajat kebebasan faktor
E = (2-1) = 1
Total derajat
kebebasan = 5
3. Memilih matriks ortogonal
Bentuk umum dari model matrik ortogonal : La(bc)
Dimana : L = rancangan bujursangkar latin
a = banyak
baris/eksperimen
b = banyak
level
c = banyak
kolom/faktor
Contoh : L12(27), berarti
eksperimen dengan 7 faktor, masing-masing faktor terdiri dari 2 level, dan
terdapat 12 baris konfigurasi eksperimen yang termuat dalam matrik
ortogonalnya.
a. Matrik
ortogonal standar dengan 2 level
L4(23)
L8(27)
L12(211)
L16(215)
L32(231)
L64(263)
Contoh : Suatu
eksperimen mempunyai 5 faktor kontrol yaitu faktor A, B, C, D dan E,
masing-masing faktor terdiri dari 2 level.
Perhitungan derajat
kebebasan faktor dan level adalah
= (banyaknya faktor) x (banyaknya level – 1)
= 5 x (2 – 1)
= 5 derajat kebebasan
Maka untuk memilih matrik ortogonal
yang cocok atau sesuai dengan eksperimen :
·
Kemungkinan 1, L4(23)
Perhitungan derajat kebebasannya adalah
= (banyaknya faktor) x
(banyaknya level – 1)
= 3 x (2 – 1)
= 3 derajat kebebasan
·
Kemungkinan 2, L8(27)
Perhitungan
derajat kebebasannya adalah
= (banyaknya faktor) x (banyaknya level – 1)
= 7 x (2 – 1)
= 7 derajat kebebasan
Oleh karena derajat
kebebasan faktor dan level adalah 5, maka dipilih matrik ortogonal dengan
derajat kebebasan yang lebih besar atau
sama dengan perhitungan derajat kebebasan pada eksperimen, yaitu L8(27)
dengan nilai derajat kebebasannya adalah 7, 7>5.
b. Matrik
ortogonal standar dengan 3 level
L9(34)
L27(313)
L81(340)
c. Matrik
ortogonal standar dengan 4 level
L16(45)
L64(421)
d. Matrik
ortogonal standar dengan 5 level
L25(56)
e. Matrik
ortogonal standar dengan level gabungan
L18(21
x 37)
L32(21
x 49)
L36(211
x 312)
L36(23
x 313)
L54(21
x 325)
L50(21
x 511)
ORTOGONALITAS
Ortogonal
berarti keseimbangan dan tidak bercampur.
Pada konteks matrik eksperimen, ortogonal berarti bebas statis. Jika kita menguji matrik ortogonal tertentu,
kita akan mencatat bahwa tiap level mempunyai nilai yang sama dalam hal
kejadian pada tiap kolom.
Contoh : matrik
ortogonal L8(27)
8 menunjukkan banyaknya
eksperimen (baris) atau kombinasi dari faktor yang dapat digunakan dalam
eksperimen.
2 menunjukkan banyaknya level
dalam tiap kolom.
7 menunjukkan banyaknya faktor
(kolom) yang ada dalam matrik ortogonal.
Eksperimen
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
Hasil
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Y1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Y2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
Y3
|
4
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
Y4
|
5
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
Y5
|
6
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
Y6
|
7
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
1
|
Y7
|
8
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
Y8
|
CONTOH
EKSPERIMEN PERANCANGAN KUALITAS
Seorang
peneliti melakukan eksperimen pada kekuatan tekan besi tuang kelabu. Faktor-faktor kontrolnya adalah faktor A, B,
C, D, E, F dan G.
Derajat
kebebasan faktor dan level = 7 x (2-1) = 7.
Matrik
ortogonal yang sesuai : L8(27)
Hasil
eksperimen adalah sebagai berikut :
Eksperimen
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
Hasil
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
39
|
38
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
41
|
49
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
55
|
58
|
4
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
46
|
58
|
5
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
51
|
42
|
6
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
29
|
27
|
7
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
1
|
27
|
28
|
8
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
43
|
37
|
Pertanyaan
:
1. Hitung
rata-rata hasil untuk masing-masing eksperimen.
2. Hitung
rata-rata total dari rata-rata tiap-tiap eksperimen.
3. Tentukan
rata-rata respon untuk masing-masing faktor yaitu faktor A, B, C, D, E, F dan
G.
4. Buat
tabel respon.
5. Dengan
menggunakan tabel respon, tentukan pengaruh faktor yang signifikan.
6. Gambarkan
pengaruh faktor pada grafik respon dan berikan rekomendasi level faktor untuk
optimasi.
7. Prediksi
kekuatan tekan pada kondisi optimal.
INTERAKSI
Suatu
interaksi terjadi ketika dua atau lebih faktor bertindak bersama-sama mempunyai
efek yang berbeda dengan karakteristik kualitas daripada efek dari tiap faktor
yang bertindak individu.
Karakteristik Y1
kualitas
Tidak
ada interaksi
Y2
X1 X2
Ketika
karakteristik kualitas naik atau turun pada rating yang sama seperti nilai
perubahan x untuk level yang berbeda y akan menunjukkan grafik interaksi garis
paralel, yang berarti tidak ada interaksi.
Karakteristik Y1
kualitas
Interaksi
lemah
Y2
X1 X2
Ketika
karakteristik kualitas naik atau turun pada rating yang kecil seperti varian x
yang mempunyai level yang berbeda dari y, grafik akan menunjukkan garis tidak
paralel menandakan kelemahan interaksi.
Karakteristik Y1
kualitas
Interaksi
kuat
Y2
X1 X2
Ketika
karakteristik kualitas berubah secara dramatis pada rating perbedaan faktor y,
garis pada grafik akan berinteraksi.
Contoh : Seorang
peneliti melakukan eksperimen pada faktor-faktor kontrol A, B, C, D dan E,
termasuk interaksi AxB dan AxC, yang mempengaruhi flash thickness (semakin
kecil, semakin baik) dari hasil pengelasan.
Hasil eksperimen dalam micrometer (µm) adalah sebagai berikut :
Eksperimen
|
A
|
B
|
AxB
|
C
|
AxC
|
D
|
E
|
Hasil
|
|||
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
45
|
48
|
50
|
46
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
65
|
64
|
64
|
60
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
44
|
46
|
40
|
45
|
4
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
53
|
52
|
55
|
55
|
5
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
43
|
42
|
45
|
47
|
6
|
2
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
32
|
32
|
33
|
35
|
7
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
1
|
30
|
24
|
28
|
31
|
8
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
35
|
33
|
36
|
31
|
Pertanyaan
:
1. Tentukan rata-rata hasil untuk tiap-tiap
eksperimen.
2. Hitunglah rata-rata total dari rata-rata
tiap-tiap eksperimen.
3. Hitunglah rata-rata respon untuk tiap faktor
dan interaksi.
4. Buat tabel respon.
5. Sebutkan faktor-faktor dan interaksi-interaksi
yang signifikan.
6. Buat tabel pemecahan interaksi.
7. Buat grafik respon dari faktor dan interaksi.
8. Prediksi rata-rata proses pada kondisi
optimum.
mas bisa dijelaskan lagi, gambarnya tdk tampil. terima kasih
ReplyDeletemisi yang soal CONTOH EKSPERIMEN PERANCANGAN KUALITAS cara penyelesaiannya bagaimana ya ?
ReplyDelete