BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki
sumber daya alam hayati yang melimpah. Melimpahnya alam berupa udang salah
satunya, maka diperlukan pengolahan dan pemanfaatan dengan baik dan tepat. Udang memiliki nilai ekonomis yang kurang penting,
apabila belum dimanfaatkan secara tepat. Biasanya udang diolah
untuk dijadikan bahan baku tepung udang
untuk dijadikan sebagai campuran makanan ternak, hal ini disebabkan kandungan
proteinnya yang tinggi. Sehingga sangat baik untuk dijadikan makanan ternak.Yang dimaksud dalam bahasan ini
bukan udang secara utuh,melainkan limbah udang yaitu seperti hanya
kepala,ekor,kaki saja,yang tidak layak di ekspor.
Untuk mengolah limbah udang menjadi
tepung, limbah udang
harus dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air didalam udang berkurang.Limbah
Udang
yang dikeringkan dengan menggunakan panas matahari atau dengan menggunakan
mesin pengering kemudian diolah dengan menggunakan penumbuk lalu disaring
dengan ayakan secara konvensional. Proses pembuatan tepung udang secara
konvensional diatas tentu kurang mendapatkan hasil yang maksimal, karena akan
menghasilkan tepung yang sedikit juga memakan waktu yang lama. Selain itu mesin
yang ada dipasaran kebanyakan mesin yang digunakan untuk berbagai macam bahan
seperti untuk penggiling kopi tetapi digunakan untuk menepung udang sehingga
hasilnya tidak maksimal.
Pembuatan mesin penepung udang
merupakan sebagai alternatif bagi petani udang
untuk dapat diolah dari udang
basah menjadi tepung udang
sebagai campuran bahan baku makanan ternak, sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Alat
penggiling limbah udang
Alat penggilingan limbah udang
adalah alat yang digunakan menghancurkan udang yang telah kering, untuk
dihaluskan menjadi tepung udang, yang digunakan sebagai bahan dasar campuran
makanan tenak, karena kandungan protein pada udang sangat tinggi. Jadi proses
penggiling limbah udang yaitu dengan memanfaatkan enargi mekanik yang
dihasilkan dari putaran mesin untuk menggerakkan poros, dan putaran tersebut
ditransmisikan dengan menggunakan sabuk-V kemudian putaran tersebut digunakan
untuk menggerakkan pisau penghancur agar dapat menghaluskan limbah udang yang
sudah kering menjadi tepung.
1.2
Perumusan
Masalah
Ada berbagai
hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan “mesin
penggiling limbah udang” antara
lain :
- Bagaimana
pembuatan mesin penggiling udang ?
- Bagaimana
memilih pisau yang sesuai pada mesin penggiling udang?
- Bagaimana
memilih daya yang sesuai?
- Berapa
banyak limbah
udang yang dapat dihaluskan oleh mesin penggiling udang?
1.3 Batasan
Masalah
Batasan
masalah yang diajukan untuk lebih memfokuskan masalah yang mungkin akan menjadi
pertanyaan pada alat ini. Dengan
batasan masalah sebagai berikut :
1. Jenis
udang
yang digunakan untuk tepung udang
adalah limbah udah
yang telah kering.
2. Kapasitas
penggilingan udang
yaitu lebih besar dari proses penggilingan yang ada.
1.4 Tujuan
Tujuan dari
pembuatan mesin penggiling limbah
udang ini adalah :
- Untuk menghaluskan yang
telah kering menjadi tepung udang.
- Untuk membuat mesin
penggiling udang, dengan sistem blender.
1.5 Manfaat
Kotribusi
penelitian pada alat ini adalah untuk memberi manfaat pada masyarakat antara
lain sebagai berikut :
1.
Sebagai alternatif bagi para petani udang untuk
pemanfaatan udang
kering menjadi tepung udang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat penggiling ikan
Alat penggilingan limbah udang adalah alat
yang digunakan menghancurkan udang yang telah kering, untuk dihaluskan menjadi
tepung udang, yang digunakan sebagai bahan dasar campuran makanan tenak, karena
kandungan protein pada udang sangat tinggi. Jadi proses penggiling limbah udang
yaitu dengan memanfaatkan enargi mekanik yang dihasilkan dari putaran mesin
untuk menggerakkan poros, dan putaran tersebut ditransmisikan dengan
menggunakan sabuk-V kemudian putaran tersebut digunakan untuk menggerakkan
pisau penghancur agar dapat menghaluskan limbah udang yang sudah kering menjadi
tepung.
Proses penggiling limbah udang bekerja
dengan cara udang yang telah kering, dimasukkan kedalam alat penggiling limbah
udang. Selanjutnya udang tersebut dihancurkan dengan menggunakan pisau
penghancur. Agar proses penggilingan limbah udang ini berjalan dengan baik dan
lancar maka harus diperhatikan beberapa hal mengenai ketentuan dan prosedur
dalam proses penggilingan udang. Poros yang digunakan dalam mentransmisikan tenaga harus
lurus. Pisau yang digunakan untuk menghaluskan ikan harus tajam. Dan jarak
(gap) antara pisau dengan silinder harus sesuai supaya dapat menghancurkan udang menjadi tepung udang.
Daya dan putaran yang dihasilkan dari mesin harus sesuai dengan perencanaan.
Bantalan (bearing) yang digunakan harus dapat berputar dengan baik, agar tidak
terjadi kehilangan daya pada saat berputar. Sabuk-V yang digunakan tidak boleh
terlalu kencang dan longgar supaya dalam mentransmisikan dapat berjalan baik.
Puli yang digunakan harus sesuai dengan perbandingan yang dibutuhkan dan
diameter lubang puli sebagai tempat poros harus sama dengan diameter poros yang
digunakan.
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan
dimulai dengan menentukan berapa daya yang diperlukan untuk dapat menghancurkan
ikan sehingga ikan dapat dihancurkan menjadi halus, setelah itu mendesain alat
serta diteruskan dengan cara kerja alat tesebut. Untuk mendapatkan alat desain
seperti yang direncanakan maka perlu
membutuhkan perhitungan yang dapat membantu dalam proses pembuatan alat penggilingan ikan ini.
Perhitungan
gaya robek limbah udang.
Limbah udang dengan berat 1 gram dapat hancur dengan beban 0.5 kg pada jarak 1 meter
dengan waktu 0.7 s,
·
v = s
/ t
v = 1 m / 0.7 s
= 1.429 m/s
·
Ep = m x g x h
Ep
= 0.5 kg x 10 m/s x 1m = 5 J
·
P = W / t
P = 5 / 0.7 = 7.14
watt
·
F = P / v
F = 7.14 / 1.429 = 5
N
Berdasarkan
pengujian yang telah dilakukan didapatkan, bahwa limbah udang dengan berat 1 gram dapat hancur dengan gaya 5
N.
Perhitungan gaya
potong pisau.
Limbah udang terpotong
apabila N < F
è
Satu pisau
N = m
x g
=
0.001 kg x 10 m/s2
=
0.01 N
Jari – jari pisau pemotong
0.08 m
Keliling pisau pemotong = 2πR
=
2 x 3,14 x 0,08 = 0,5024 m
Putaran pisau = keliling pisau x kecepatan pisau
=
0,5024m x 1,42m/s
= 2,83
rps/ gram ikan
=
169 rpm/ gram ikan
Sehingga gaya potong pisau per
gram udang adalah,
F =
F =
F = 0.025 N
4.3 Perhitungan torsi pisau.
τpisau
= Fs
x R
= 5 N x 0.08m
= 0.4 Nm
τporos = 0.4
x 6.94 gr/s
= 2.78 Nm/gr
4.4 Perhitungan diameter poros
τ = 3.18
Nm
Bahan
poros (JIS G 4501) S50C kekuatan
tarik 62 kg/mm2
σB = 62
Sf1 = 6
Sf2 = antara
1,3 – 3 diambil 1,5
Pb = 3,62 kW
n = 1173
rpm
Sehingga diameter poros yang
dibutuhkan adalah
Ds = ( Kt
Cb τ )1/3
Tegangan geser yang diizinkan
σa =
=
= 5,16
Kg/mm2
Faktor konsentrasi tegangan
Kt = antara
1,5 – 3 diambil 2
Factor beban lentur
Cb =
antara 1,3 –2, 3 diambil 2
Momen puntir
τ = τpisau + τporos
τ = 9,74
x 105
= 9,74 x 105
= 3005,86 kgmm
τ = 278
+ 3005,86
= 3283,86 kgmm
Diameter Poros
Ds = ( 2
x 2 x 3283,86 )1/3
= 23,5 mm
= 25 mm ( Disesuaikan dengan yang
ada di pasar )
4.5 Kapasitas penggiling limbah udang
Kapasitas penggiling udang = 33.33 / 2.8 = 11.83 gr/s ( 42.56 kg/jam ),
Pada
putaran 2000 rpm kapasitas penggiling limbah udang adalah 42.56 kg/jam, untuk kapasitas penggilingan
25 kg/jam putaran yang dibutuhkan yaitu 1178 rpm.
Dalam perencanaan kapasitas penggilingan limbah
udang yaitu 25 kg/jam (6.94 gr/s),
menggunakan silinder dengan diameter 8 inch (203.2 mm), tebal 5 mm, tinggi 300
mm.
Volume
silinder = L.alas x tinggi
=
216.315 cm2 x 30 cm
=
6489.44 cm3
=
6.489 dm3 (liter)
Berdarkan
percobaan yang telah dilakukan, silinder dapat menampung udang sebanyak 1 kilogram udang kering.
Rpm yang
dibutuhkan untuk menggiling limbah udang 25 kg/jam (6.94 gr/s)
= 6.94 x 2.83 rps
= 19.6 rps ( 1178 rpm )
4.6 Perhitungan
Daya Motor
Daya motor yang dibutuhkan :
Pb = torsi
x kecepatan sudut
= 2.78 Nm/gr x 1173 rpm
= 3260 Watt ( 3,2 KW )
4.7 Pemilihan
Puli, V belt, dan Pasak
Pb = 3,62 kW
fc = 1,1
Pd = 3,58 kW
n (motor) = 4000
rpm (putaran max didapat dari spesifikasi motor)
Ds (motor) = 20 mm
n (poros) = 2000
rpm
Ds (poros) = 25 mm
Untuk daya rencana 3,58 kW dan putaran 2000 rpm
digunakan penampang V- belt tipe A 80 dan dengan menggunakan perbandingan puli
yaitu 1: 2 Diameter luar puli kecil yaitu 68 mm dan diameter luar puli besar
150 mm. Panjang pasak 37.5 mm, lebar pasak 6.25 mm dan tinggi pasak 5 mm.
Perhitungan sebagai berikut :
4.9
Perhitungan Putaran Transmisi
Gambar 4.1
Transmisi V-belt
n1 = putaran poros penggerak (rpm)
n2 = putaran poros yang digerakkan
(rpm)
D1 = diameter puli penggerak (mm)
D2 = diameter puli yang digerakkan (mm)
C = jarak antara senter pulley (mm)
Telah
diketahui sebuah motor dengan spesifikasi sebagai berikut :
Daya motor (P) =
3,2 Kw
Putaran (n) = 1173 rpm
·
Putaran pulley pada penggiling (n2)
n1/ n2 = D2/D1
n2 =(68
x 1173)/150
n2 =
531,76 rpm
4.10
Perhitungan Pasak
Diketahui :
Ds = 25
mm
b
(lebar pasak) = antara 0,25 - 0,35 Ds
= 0,25 x 25
= 6,25 mm
l
(panjang pasak) = maksimal 1,5 Ds
= 1,5 x 25
= 37,5 mm
4.11
Penentuan V-Belt
Gambar 4.2 Menghitung Keliling Belt
L= 2C
+ π/2 (D2+D1) + (D2-D1)/4C
Dimana :
L = keliling V-belt (mm)
n1 = putaran poros penggerak (rpm)
n2 = putaran poros yang digerakkan
(rpm)
D1 = diameter puli penggerak (mm)
D2 = diameter puli yang digerakkan
(mm)
C = jarak antara senter pulley (mm)
Menghitung keliling sabuk pada masing-masing pasangan pulley.
·
Keliling
sabuk antara pulley keluaran gearbox dengan pulley penggiling1.
Diketahui
:
C
= 545 mm
D1 = 68 mm
D2 = 150 mm
L =
2C + π/2 (D2+D1) + (D2-D1)/4C
= 2 x 545
+ 3.14/2 (150 +68 ) + (150-68)/4 x 545
= 1432.29mm
D =
Keliling lingkaran/π
=
1432.29 /3.14
=
465,15 mm
= 46,52 cm ≈
47 cm
Maka pakai V-belt tipe A47
4.12
Pemilihan bantalan
Bantalan kita pilih berdasarkan diameter poros dan
jenis beban. Berdasarkan jenis poros, maka kami menggunakan jenis bantalan
gelinding (UCP), pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru) rol
atau rol jarum, dan rol bulat, dengan banyaknya bantalan jenis UCP sebanyak 2
buah.
4.13
Pemilihan baut dan
mur dan jenis ulir.
Jenis ulir pada baut yang
digunakan adalah M 6 x 1, dengan panjang 20 mm.
Jenis ulir ada baut yang
digunakan adalah M 10 x 2, dengan panjang 40 mm
5.1 Pemilihan bahan dan peralatan yang akan dirangkai.
Pada proses manufaktur ini
secara garis besar bisa dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:
·
Perancangan mekanik
Adapun perancangan mekanik ini dibagi menjadi beberapa
bagian antara lain :
a.
Pembuatan kontruksi/rangka alat.
Perhitungan jumlah material
besi yang akan dibuat sebagai kontruksi alat. Dari pemilihan jenis besi,
dipilih besi jenis UNP dengan ketebalan 6 mm dengan panjang 1000 mm, kemudian
dipotong sesuai dengan yang diperlukan sebagai kerangka alat penggiling ikan. Konstruksi meja dibuat sesuai perhitungan dan desain
dengan tinggi 650 mm lebar 500 mm.
Gambar 5.1 penyangga Mesin Penenpung Ikan
·
Langkah – langkah pembuatannya adalah :
1.
Pemotongan besi UNP dan sesuai dengan desain dan kebutuhan.
2. Pengelasan
dan perangkaian antara besi UNP dengan UNP, dalam pengelasannya menggunakan Las
SMAW.
b. Pemilihan
motor 4 langkah.
Pemilihan motor 4 langkah yang sesuai dengan alat
dengan spesifikasi sebagai berikut:
Merk/Jenis : Jazz / 4 langkah.
Daya : Maksimum 5.6 HP.
Rpm : Maksimum 4000
rpm.
Gambar 5.2 Motor Bensin 4
langkah
c. Perancangan
pisau penghancur
Pisau penghancur dibuat sesuai
dengan dimensi dari alat penggiling limbah udang yang digunakan. Adapun dimensi dari pisau penghancur adalah dipotong panjang masing – masing pisau 290
mm dan lebar 50 mm dan tebal 6 mm, dan sebanyak empat pisau,konstruksi pisau penghancur dapat dilihat
pada gambar 5.3.
Gambar 5.3 Pisau Penghancur
d. Perancangan Pipa
Pipa yang
digunkan dalam membuat alat penggiling limbah udang ini dengan diameter 8 inch
dengan ketebalan 7 mm dan panjang 300 mm. Dan didalam pipa tersebut terdapat besi as persegi
dengan panjang 300 mm dan dengan tebal 22 x 22 mm, sebanyak 7 buah as persegi.
As persegi tersebut dilas pada bagian dalam pipa dengan menggunakan las SMAW.
Gambar 5.4 silinder penggiling limbah udang
e.
Perancangan Poros dan dudukan Pisau Penghancur
Poros yang digunakan yaitu poros dengan panjang 550 mm dan dengan diameter 25
mm. Poros tersebut digunakan sebagai tempat dudukan pisau penghancur pada alat
penggiling limbah udang.
Dan dimensi dudukan sebagai tempat pisau penghancur
yaitu dengan panjang 300 mm, tebal 6 mm, dan tinggi 50 mm. Sebagai
tempat penyetelan dari pisau penghancur yaitu dengan diameter 10 mm dan sebanyak empat buah untuk masing – masing
tiap pisau penghancur.
Gambar 5.5
Poros dan tempat dudukan pisau penghancur
·
Langkah
– langkah pembuatan dudukan pisau :
1.
Pemotongan
besi yang digunakan sebagai tempat dudukan pisau dengan panjang 300 mm, tebal 6
mm dan tinggi 50 mm.
2.
Pengefraisan
dilakukan pada dudukan pisau dengan diameter 10 mm dan panjang 20 mm, sebanyak
empat buah pada tiap – tiap pisau.
3.
Pengelasan
dudukan pipa pada poros dengan mengunakan Las SMAW.
f. Perancangan tutup pipa
Tutup pipa dimeter 8 inch (203,2 mm) dengan lubang ditengah 25 mm sebanyak
dua buah dengan tebal plat 4mm. Baut dengan diameter 6mm sebanyak 4 buah pada
tiap tutup.
Gambar 5.6 Punutup pipa
·
Langkah
– langkah pembuatan tutup pipa :
1. Pembuatan mal pada plat yang telah
disediakan dengan ukuran diameter 8 inch.
2. Memotong plat tersebut menggunakan cutting
plat dan finishingnya menggunakan gerinda tangan.
2. Pengeboran dengan diameter 6 mm dilakukan
pada kedua penutup pipa, dengan masing – masing penutup pipa sebanyak empat
buah., yang berfungsi sebagai lubang masuknya baut.
g.
Pemilihan
Puli
Puli dengan diameter 150 mm, dan dengan lubang berdiameter 25 mm, dengan
tipe A
Gambar 5.8 Puli tipe A
h. Pemilihan sabuk V tipe A
Sabuk yang digunakan yaitu
sabuk-V tipe A 47, yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga dari mesin ke
alat penggiling limbah udang.
Gambar 5.10 Sabuk-V tipe A
i.
Perancangan alat penampung limbah
udang
Alat penampung udang yang digunakan sebagai tempat
penampungan sementara limbah udang yaitu
menggunakan besi dengan tebal 1cm.
Gambar 5.11
Penampung limbah udang
Gambar 5.12 tempat masuknya limbah-limbah udang
·
Langkah
– langkah pembuatan alat penampung dan masuknya udang :
1.
Pemotongan
besi dengan tebal 2 mm yang digunakan sebagai alat masuknya limbah udang yaitu menggunakan Las OAW. Plat tebal 10mm dipotong menggunakan cutting
hidrolik.
2.
Pengelasan
menggunakan Las SMAW digunakan untuk menyambung besi tersebut
j.
Pemilihan Bantalan
Jenis bantalan yang digunakan sebagai tempat dudukan poros yaitu bantalan
jenis UCP dan dengan diameter dalam bearing 25 mm.
Gambar 5.12 Bearing UCP
k. Gambar Kerja
7.1 KESIMPULAN
Dari hasil perancangan penepung limbah udang dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut antara lain :
1. Daya yang dibutuhkan oleh mesin penggiling limbah
udang 5.6 HP pada 2000 rpm.
2. Mekanisme yang digunakan yaitu menggunakan sistem blender.
3. Dari hasil percobaan mesin mempunyai kapasitas rata –
rata 1.88 kg/jam mesin masih kurang memenuhi kapasitas yang diinginkan yatu 25
kg/jam.
Harga satu mesin berapa duit kapasitasnya berapa perjam
ReplyDelete