Find Me !

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Wednesday, October 8, 2014

MODUL 2. PEMROGAMAN LINIER BENTUK SEDERHANA dan INTERPRETASI GRAFIK



1.1.            Sub Kompetensi
Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini adalah sebagai berikut :
-          Mahasiswa mampu menggunakan grafik.

1.2.       Uraian Materi
Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memformulasikan permasalahan yang ada ke dalam bentuk Linear Programming (LP).  Langkah-langkah dalam formulasi permasalahan adalah :
1.      Pahamilah secara menyeluruh permasalahan yang dihadapi
2.      Identifikasikan tujuan dan kendalanya
3.      Definisikan variabel keputusannya
4.      Gunakan variabel keputusan untuk merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala secara matematis
a.      Fungsi Tujuan Maksimasi
Contoh :
Perusahaan Krisna Furniture yang akan membuat meja dan kursi. Keuntungan yang diperoleh dari satu unit meja adalah $7,- sedang keuntungan yang diperoleh dari satu unit kursi adalah $5,-.
Namun untuk meraih keuntungan tersebut Krisna Furniture menghadapi kendala keterbatasan jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit meja dia memerlukan 4 jam kerja. Untuk pembuatan 1 unit kursi dia membutuhkan 3 jam kerja. Untuk pengecatan 1 unit meja dibutuhkan 2 jam kerja, dan untuk pengecatan 1 unit kursi dibutuhkan 1 jam kerja. Jumlah jam kerja yang tersedia untuk pembuatan meja dan kursi adalah 240 jam per minggu sedang jumlah jam kerja untuk pengecatan adalah 100 jam per minggu. Berapa jumlah meja dan kursi yang sebaiknya diproduksi agar keuntungan perusahaan maksimum?
Dari kasus di atas dapat diketahui bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan profit. Sedangkan kendala perusahaan tersebut adalah terbatasnya waktu yang tersedia untuk pembuatan dan pengecatan. Apabila permasalahan tersebut diringkas dalam satu tabel akan tampak sebagai berikut:

Jam kerja untuk membuat 1 unit produk
Total waktu tersedia per minggu

Meja
Kursi
Pembuatan
4
2
240
Pengecatan
2
1
100
Profit per Unit
7
5

Mengingat produk yang akan dihasilkan adalah meja dan kursi, maka dalam rangka memaksimumkan profit, perusahaan harus memutuskan berapa jumlah meja dan kursi yang sebaiknya diproduksi. Dengan demikian dalam kasus ini, yang merupakan variabel keputusan adalah meja (X1) dan kursi (X2).
1.      Fungsi Tujuan
Profit = ($ 7 x jml meja yang diproduksi) + ($ 5 x jml kursi yang diproduksi)
Secara matematis dapat ditulis :
Maksimisasi : Z = 7 X1 + 5 X2
2.      Fungsi Kendala
·         Kendala : Waktu pembuatan
1 unit meja memerlukan 4 jam untuk pembuatan                   ->         4 X1
1 unit kursi memerlukan 3 jam untuk pembuatan                   ->         3 X2
Total waktu yang tersedia per minggu untuk pembuatan       ->          240 Jam
Dirumuskan dalam pertidaksamaan matematis                                   ->         4 X1  + 3 X2 £ 240

·         Kendala : Waktu pengecatan
1 unit meja memerlukan 2 jam untuk pengecatan                   ->         2 X1
1 unit kursi memerlukan 1 jam untuk pengecatan                   ->         1 X2
Total waktu yang tersedia per minggu untuk pengecatan      ->          100 Jam
Dirumuskan dalam pertidaksamaan matematis                                   ->         2 X1  +  X2 £ 100

Formulasi masalah secara lengkap :
Fungsi Tujuan             : Maks.  Z = 7 X1 + 5 X2
Fungsi Kendala :         4 X1  + 3 X2 £ 240
                                    2 X1  +    X2  £ 100
                                           X1  , X2  ³ 0                      (kendala non-negatif)

            Setelah formulasi lengkapnya dibuat, maka Kasus Krisna Furniture tersebut akan diselesaikan dengan metode grafik. Keterbatasan metode grafik adalah bahwa hanya tersedia dua sumbu koordinat, sehingga tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan kasus yang lebih dari dua variabel keputusan.
Langkah pertama dalam penyelesaian dengan metode grafik adalah menggambarkan fungsi kendalanya. Untuk menggambarkan kendala pertama secara grafik, kita harus merubah tanda pertidaksamaan menjadi tanda persamaan seperti berikut.
4 X1 + 3 X2 = 240
Untuk menggambarkan fungsi linear, maka cari titik potong garis tersebut dengan kedua sumbu. Suatu garis akan memotong salah satu sumbu apabila nilai variabel yang lain sama dengan nol. Dengan demikian kendala pertama akan memotong X1, pada saat X2 = 0, demikian juga kendala ini akan memotong X2, pada saat X1 = 0.
Kendala I :
 4 X1 + 3 X2 = 240
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
4 X1 + 0 = 240
X1 = 240 / 4
X1 = 60.
memotong sumbu X2 pada saat X1 = 0
0 + 3 X2 = 240
X2 = 240/3
X2 = 80
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (60, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0, 80).
Kendala II :
2 X1 + 1 X2 = 100
memotong sumbu X1 pada saat X2 = 0
2 X1 + 0 = 100
X1 = 100/2
X1 = 50
memotong sumbu X2 pada saat X1 =0
0 + X2 = 100
X2 = 100
Kendala I memotong sumbu X1 pada titik (50, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0, 100).
Titik potong kedua kendala bisa dicari dengan cara substitusi atau eliminasi
2 X1 + 1 X2 = 100       ->         X2 = 100 - 2 X1

4 X1 + 3 X2 = 240                                                       X2 = 100 - 2 X1
4 X1 + 3 (100 - 2 X1) = 240                                        X2 = 100 - 2 * 30
4 X1 + 300 - 6 X1 = 240                                                          X2 = 100 - 60
- 2 X1 = 240 - 300                                                       X2 = 40
- 2 X1 = - 60
X1 = -60/-2 = 30.
Sehingga kedua kendala akan saling berpotongan pada titik (30, 40).
Tanda ≤ pada kedua kendala ditunjukkan pada area sebelah kiri dari garis kendala. Feasible region (area layak) meliputi daerah sebelah kiri dari titik A (0; 80), B (30; 40), dan C (60; 0).
Untuk menentukan solusi yang optimal, ada dua cara yang bisa digunakan yaitu
1. dengan menggunakan garis profit (iso profit line)
2. dengan titik sudut (corner point)
Penyelesaian dengan menggunakan garis profit adalah penyelesaian dengan menggambarkan fungsi tujuan. Kemudian fungsi tujuan tersebut digeser ke kanan sampai menyinggung titik terjauh dari dari titik nol, tetapi masih berada pada area layak (feasible region). Untuk menggambarkan garis profit, kita mengganti nilai Z dengan sembarang nilai yang mudah dibagi oleh koefisien pada fungsi profit. Pada kasus ini angka yang mudah dibagi angka 7 (koefisien X1) dan 5 (koefisien X2) adalah 35. Sehingga fungsi tujuan menjadi 35 = 7 X1 + 5 X2. Garis ini akan memotong sumbu X1 pada titik (5, 0) dan memotong sumbu X2 pada titik (0, 7).
Iso profit line menyinggung titik B yang merupakan titik terjauh dari titik nol. Titik B ini merupakan titik optimal. Untuk mengetahui berapa nilai X1 dan X2, serta nilai Z pada titik B tersebut, kita mencari titik potong antara kendala I dan kendala II (karena titik B merupakan perpotongan antara kendala I dan kendala II). Dengan menggunakan eliminiasi atau subustitusi diperoleh nilai X1 = 30, X2 = 40. dan Z = 410. Dari hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keputusan perusahaan yang akan memberikan profit maksimal adalah memproduksi X1 sebanyak 30 unit, X2 sebanyak 40 unit dan perusahaan akan memperoleh profit sebesar 410.
Penyelesaian dengan menggunakan titik sudut (corner point) artinya kita harus mencari nilai tertinggi dari titik-titik yang berada pada area layak (feasible region). Dari peraga 1, dapat dilihat bahwa ada 4 titik yang membatasi area layak, yaitu titik 0 (0, 0), A (0, 80), B (30, 40), dan C (50, 0).
Keuntungan pada titik O (0, 0) adalah (7 x 0) + (5 x 0) = 0.
Keuntungan pada titik A (0; 80) adalah (7 x 0) + (5 x 80) = 400.
Keuntungan pada titik B (30; 40) adalah (7 x 30) + (5 x 40) = 410.
Keuntungan pada titik C (50; 0) adalah (7 x 50) + (5 x 0) = 350.
Karena keuntungan tertinggi jatuh pada titik B, maka sebaiknya perusahaan memproduksi meja sebanyak 30 unit dan kursi sebanyak 40 unit, dan perusahaan memperoleh keuntungan optimal sebesar 410.

b.      Fungsi Tujuan Minimasi
Minimisasi dapat berupa meminimumkan biaya produksi. Solusi optimal tercapai pada saat garis fungsi tujuan menyinggung daerah feasible yang terdekat dengan titik origin.
Contoh :
Perusahaan makanan ROYAL merencanakan untuk membuat dua jenis makanan yaitu Royal Bee dan Royal Jelly. Kedua jenis makanan tersebut mengandung vitamin dan protein. Royal Bee paling sedikit diproduksi 2 unit dan Royal Jelly paling sedikit diproduksi 1 unit. Tabel berikut menunjukkan jumlah vitamin dan protein dalam setiap jenis makanan:


Bagaimana menentukan kombinasi kedua jenis makanan agar meminimumkan biaya produksi.
Langkah – langkah:
1.    Tentukan variabel
X1 = Royal Bee
X2 = Royal Jelly

2.    Fungsi tujuan
Zmin = 100X1 + 80X2

3.    Fungsi kendala
1)    2X1 + X2 ≥ 8 (vitamin)
2)    2X1 + 3X2 ≥ 12 (protein)
3)    X1 ≥ 2     (jumlah minimal yang harus di produksi = 2 unit)
4)    X2 ≥ 1     (jumlah minimal yang harus di produksi = 1 unit)

1.    Membuat grafik
1)   2X1 + X2 = 8
X1 = 0, X2 = 8
X2 = 0, X1 = 4
Garis isoquant titik (4,8)
2)   2X1 + 3X2 = 12
X1 = 0, X2 = 4
X2 = 0, X1 = 6
Garis isoquant titik (6,4)
3)   X1 = 2
4)   X2 = 1


Solusi optimal tercapai pada titik B (terdekat dengan titik origin), yaitu persilangan garis kendala (1) dan (2).
2X1 + X2         = 8
2X1 + 3X2       = 12
                                         -
-2X2     = -4
X2        = 2

masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + X2         = 8
2X1 + 2            = 8                        
2 X1     = 8 – 2 = 6
X1        = 3

masukkan nilai X1 dan X2 ke Z
Z min          = 100X1 + 80X2
= 100(3) + 80(2)
= 300 + 160
= 460

Kesimpulan :
Untuk meminimumkan biaya produksi, maka diproduksi Royal Bee (X1 ) = 3 dan Royal Jelly (X2 ) = 2,  dengan biaya produksi 460 ribu rupiah


1.3.       Rangkuman
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan mempergunakan program linier dapat dilakukan dengan menggunakan salah satunya adalah dengan metode grafik. Metode grafik hanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana variabel keputusan sama dengan dua, baik itu pada permasalahan maksimasi ataupun minimasi.

1.4.       Referensi
1.      Taha, H. A, (1996), Riset Operasi, Suatu Pengantar, Edisi Kelima Jilid 1, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta
2.      Dimyati, T. T., Dimyati, A., (2004), Operations Research, Model-Model Pengambilan Keputusan. Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung

0 comments:

Post a Comment