Find Me !

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Wednesday, October 15, 2014

Proposal Bisnis-PMW ITS 2011-MIE POPEYE


MIE POPEYE

HIDUP SEHAT TANPA SYARAT DENGAN SERAT

I.       Pendahuluan
1.1   Latar Belakang dan Motivasi Melakukan Usaha
Pola makan sehat dan pemenuhan gizi yang seimbang sering kali dilupakan bagi masyarakat yang aktif bergerak atau memiliki intensitas kegiatan yang tinggi. Gaya hidup mengonsumsi makanan demi memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh, bergeser ke arah makanan yang serba praktis, instan, dan enak di lidah tanpa memikirkan efek samping yang ditimbulkan. Makanan kemasan seperti donat, burger, dan gorengan sebenarnya hanya berfungsi untuk menunda lapar dan sering tidak disadari bahwa kandungan gizi yang berada di dalamnya tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan per hari seperti vitamin, karbohidrat, mineral dan serat.
Sayuran bayam (atau dalam bahasa latin dinamakan Spinacea oleracea) merupakan salah satu dari ribuan jenis sayuran yang kaya akan kandungan serat, anti oksidan, dan mineral. Nutrisi-nutrisi tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam menjaga antibodi, meregenerasi sel yang rusak, membangun energi, dan menciptakan keseimbangan cairan tubuh untuk tetap aktif melakukan kegiatan harian. Sayangnya pemahaman mengenai pemenuhan nutrisi ini masih dikesampingkan oleh masyarakat aktif khususnya para mahasiswa yang memiliki kegiatan dengan intensitas yang tinggi.
Pola makan mahasiswa yang cenderung menjauhi sayur-sayuran dan buah-buahan, menciptakan gaya hidup yang tidak sehat. Di sisi produsen pun, belum menganggap bahwa bisnis olahan makanan yang mengandung serat menjadi sebuah “lahan bisnis” yang menarik dan juga bermanfaat bagi konsumen. Hal ini dapat dibuktikan dari sangat minimnya produk olahan yang mampu ditemukan oleh masyarakat. Produk olahan bayam yang ada saat ini masih sebatas olahan sayur untuk dihidangkan sebagai menu makanan inti dan keripik bayam yang mengandung banyak minyak (hasil goreng-gorengan).
Oleh karena itu, dirasa perlu adanya sebuah inovasi olahan makanan yang pastinya nyaman, mengandung nutrisi serat yang diperlukan tubuh, dan mampu menarik minat masyarakat untuk mengonsumsinya. “Mie Popeye” merupakan sebuah brand usulan yang memproduksi olahan bayam dalam bentuk mie pangsit yang dilengkapi dengan taburan ayam gurih yang dicacah di atasnya.
Mie dijadikan sebagai media yang paling tepat untuk mengaplikasikan atau memasukkan bayam sebagai bahan olahan. Telah diketahui bahwa mie menjadi alternatif sumber karbohidrat selain nasi, roti, dan jagung. Mie dikenalkan dari budaya Cina yang masuk ke Indonesia sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Masyarakat sudah sangat akrab dengan bentuk mie, baik yang olahan industri rumahan (seperti mie telor) ataupun olahan industri manufaktur besar (seperti mie instan). Mie yang akan diproduksi nantinya dijamin mengandung serat, tanpa bahan pengawet, dan pewarna buatan.

1.2   Justifikasi Pemilihan Objek Usaha
Mie Popeye dapat dijadikan sebagai variasi pemenuhan karbohidrat (didapatkan dari mienya itu sendiri), protein (protein nabati yang didapatkan dari ayam cacah sebagai lauk), vitamin, serat, dan mineral (didapatkan dari bayam yang dimasukkan dalam adonan mie) dan air (yang didapatkan dari kaldu kuah). Kelengkapan nutrisi yang dikandung ini mampu menciptakan sebuah gaya hidup (life style) baru yang sadar akan pemenuhan gizi lengkap.
Bila dibandingkan dengan mie instan yang diproduksi oleh industri, Mie Popeye mampu mengungguli kandungan gizi yang ada dalam mie instan. Terlebih lagi mie instan sudah sangat dikenal oleh masyarakat dengan banyaknya bahan pengawet dan zat kimia lain yang berbahaya. Namun hanya karena harganya yang terlampau murah, mie instan masih dikonsumsi oleh masyarakat (mahasiswa) padahal tidak disadari zat yang terkandung di dalamnya sangat potensial merusak tubuh (seperti kanker otak, tulang keropos, dan liver).
Dengan Mie Popeye, masyarakat mendapatkan keuntungan berganda, mampu Hidup Sehat, Tanpa perlu melewati tahapan diet dengan banyak Syarat, hanya Dengan menekankan pada pemenuhan Serat.

1.3   Tujuan Usaha Yang Hendak Dicapai
Tujuan yang ingin dicapai dari berdirinya unit usaha atau bisnis baru (Mie Popeye) ini adalah sebagai berikut :
1.   Menciptakan alternatif sumber pemenuhan gizi baru yang lengkap dan seimbang, mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan air yang aman dikonsumsi tubuh dan memiliki nilai jual tinggi.
2.   Menciptakan lapangan kerja yang khusus ditujukan ke masyarakat sekitar dimana unit bisnis ini akan didirikan.
3.   Melatih keterampilan wirausaha dan mempertajam Sense of Businessmahasiswa melalui penciptaan lahan bisnis baru yang menguntungkan.

II.      Analisis Produk
2.1   Jenis, Nama, dan Karakteristik Produk
Jenis usaha yang kami usulkan merupakan usaha yang bergerak di bidang makanan (kuliner). Sebagai bentuk usaha yang berorientasi pada pengembangan produk yang berkualitas, pengemasan produk kami dikemas melalui brand MIE POPEYE dengan tagline Hidup Sehat, Tanpa Syarat, dengan Serat”.
Mie Popeye merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari produk kuliner mie yang sudah ada di pasaran. Melalui pengemasan yang inovatif dan kreatif, Mie Popeye akan disajikan dengan berbagai varian menu dan rasa yang menyehatkan.
Berikut adalah menu yang ditawarkan dalam produk Mie Popeye :
·    Mie Popeye Ayam
Adalah jenis olahan Mie Popeye dengan taburan daging ayam gilingan cita rasa manis gurih dilengkapi dengan seledri dan bawang goreng renyah. Disiram dengan kuah kaldu bumbu minimalis.
·    Mie Popeye Bakso
Adalah jenis olahan Mie Popeye dengan taburan daging ayam gilingan cita rasa manis gurih dilengkapi dengan seledri dan bawang goreng renyah. Disiram dengan kuah kaldu bumbu minimalis ekstra bakso daging sapi hasil gilingan sendiri.
·    Mie Popeye Sosis
Adalah jenis olahan Mie Popeye dengan potongan sosis diatasnya  cita rasa manis gurih dicampurkan dengan kuah saus tomat kental dilengkapi dengan seledri dan bawang goreng renyah. Disiram dengan kuah kaldu bumbu minimalis.
·    Mie Popeye Jamur
Adalah jenis olahan Mie Popeye dengan taburan jamur cacah dicampur dengan kuah kental cita rasa manis dilengkapi dengan seledri dan bawang goreng renyah. Disiram dengan kuah kaldu bumbu minimalis.
·    Mie Wortel
Adalah jenis olahan mie mirip dengan Mie Popeye namun bahan dasarnya bukan berasal dari bayam tetapi dari wortel sehingga warna yang dikeluarkan warna jingga yang semakin menarik, menambah nafsu makan. Dihidangkan dengan taburan daging ayam gilingan cita rasa manis gurih dilengkapi dengan seledri dan bawang goreng renyah. Disiram dengan kuah kaldu bumbu minimalis.
2.2   Keunggulan Produk
Keunggulan dari produk Mie Popeye ini antara lain:
·    Kuliner Dengan Cita Rasa Yang Unik dan Menyehatkan.
Merupakan keunggulan utama dari Mie Popeye, di mana produk Mie Popeye ini akan dikemas, disajikan, dan dipasarkan dengan kreasi serta inovasi pada produk dan sistem. Bahan baku mie yang tadinya hanya berwarna putih kekuningan, kini bisa kami olah dan kami hidangkan dengan warna yang menarik seperti hijau dan jingga.
·    Pemasaran lebih Inovatif dan Kreatif.
Mie Popeye dikemas dengan menggunakan kemasan berlabel dan dipasarkan dengan menggunakan gerobak outlet yang eye cathing. Untuk pengunjung yang berniat membawa pulang Mie Popeye (take away), pengemasan makanan dilakukan dengan menggunakan wadah kemasan yang akan dicap logo produk dan nomor kontak untuk memperkuat image branding.
·    Varian Lebih Bervariasi.
Selain menawarkan cita rasa yang unik dan menyehatkan, Mie Popeye juga memasarkan mie dengan 5 varian menu yang selama ini belum ada dipasaran. Salah satu varian yaitu mie wortel, dijadikan sebagai support product untuk menunjukkan bahwa inovasi yang bisa dan akan kami kembangkan nantinya tidak sebatas olahan bayam, tidak menutup kemungkinan menggunakan bahan sayur lainnya. Namun penitikberatan kandungan gizi dan serat tetap dipertahankan.

·    Bisnis Mie Popeye Dijalankan Berdasarkan SOP.
Standard Operational Procedure dibuat untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan dari Mie Popeye. Dalam pembuatan mie mulai dari segi pra produksi (pengolahan bahan baku mentah) hingga produksi inti (menghidangkan menu) mengikuti prosedur yang terstruktur dan sudah ditetapkan dari awal. Contohnya mengenai takaran campuran dan lama waktu pemanasan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas yang sangat kami tentukan.

2.3   Keterkaitan Dengan Produk Lain Dalam Perolehan Bahan Baku
Mie Popeye merupakan produk kuliner yang berbahan dasar utama berasal dari mie dan sayur dan bayam. Dalam hal pasokan bahan baku, kami tidak khawatir kehabisan pasokan bahan baku, karena bahan baku secara keseluruhan berasal dari dalam negeri dan merupakan bahan baku lokal yang mudah didapatkan. Semua aktivitas yang berkenaan dengan pasokan bahan baku dan proses produksi akan ditangani oleh Divisi Operasional.
Sampai dengan saat ini kami telah menghubungi beberapa pihak yang merupakan supplier mie dan salah satunya berkenan untuk menjadi penyedia bahan baku. Bahan baku (mie dan sayur bayam) itu diambil dari dalam kota (Surabaya).
Untuk bahan tambahan pada varian menu, yaitu ayam giling, jamur, sosis, bakso, dan wortel yang dijadikan kombinasi dalam menu produk juga diambil bahan baku lokal. Semua bahan baku utama dan tambahan dalam produk Mie Popeye akan dipilih dan diolah secara khusus melalui serangkaian proses quality control agar menjamin terciptanya best quality product bagi konsumen (customer).

III.    Analisis Pasar
3.1   Profil Konsumen
Dari rencana pemasaran yang sudah ditentukan, tempat penjualan Mie Popeye akan dilakukan di Kantin Pusat ITS. Hal ini dilakukan karena target konsumen adalah mahasiswa ITS. Kantin Pusat ITS dipilih karena tempat ini merupakan tempat yang biasa dijadikan mahasiswa sebagai tempat untuk melepas lelah, baik dalam bentuk makan, minum, bercengkrama dengan teman, ataupun digunakan sebagai tempat mengerjakan tugas kuliah. Adapun jumlah mahasiswa ITS yang menjadi target pasar dari Mie Popeye sebesar 16.091 orang yang tersebar dalam 6 fakultas.(bapsi.its.ac.id, 2010)
FTI              : 6422 orang
FMIPA                   : 2299 orang
FTSP           : 4249 orang
FTK             : 1654 orang
FTIF            : 1561 orang
MMT            : 328 orang
Jumlah tersebut merupakan target konsumen yang akan dijadikan fokus utama dalam melakukan pemasaran. Selain jumlah yang harus diperhatikan, budaya yang ada dan sudah menjadi kebiasaan umum mahasiswa ITS perlu juga diperhatikan agar proses pemasaran bisa berjalan dengan baik.

3.2   Potensi dan Segmentasi Pasar
Potensi pasar dari Mie Popeye sangat besar mengingat jumlah mahasiswa ITS yang banyak.Tempat penjualan yang berada di Kantin Pusat ITS merupakan tempat yang strategis karena sering dikunjungi oleh mahasiswa ITS pada umumnya. Namun yang perlu diperhatikan disini bahwa kondisi kantin pusat saat ini sudah banyak sekali pedagang yang ada disana, baik yang berjualan makanan berat maupun makanan ringan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi tingkat penjualan dari produk Mie Popeye.
Proses pemasaran dan produksi yang tepat diharapkan dapat meningkatkan jumlah penjualan setiap bulannya. Untuk bulan bulan awal penjualan, target penjualan dirasa hanya berkisar 15-20 porsi setiap harinya. Dan diharapkan akan terus terjadi peningkatan pada bulan-bulan selanjutnya.

3.3   Pesaing dan Peluang Pasar
Produk dasar yang diusung oleh produk Mie Popeye adalah mie. Masyarakat pada umumnya sudah memiliki angggapan bahwa mie merupakan salah satu alternatif pengganti nasi sebagai makanan utama. Mie dianggap sudah mampu memberikan efek kenyang dengan cita rasa yang lebih baik dari sekedar nasi putih biasa. Mie juga bisa diolah dengan berbagai macam cara sehingga bisa memberikan nilai tambah. Melihat kondisi pasar saat ini, ada dua macam produk yang bisa menjadi pesaing dari produk Mie Popeye.
Produk yang pertama adalah mie instan yang sudah diproduksi secara massal oleh perusahaan besar. Mie instan sangat banyak sekali dijual di warung-warung di sekitar ITS serta kantin yang berada di ITS. Mie instan sangat banyak digemari karena mudah dalam pembuatannya dan memiliki pilihan rasa yang banyak. Selain itu harga yang ditawarkan untuk satu porsi mie juga cukup murah. Namun yang perlu diperhatikan adalah banyak sekali bahan kimia yang terkandung pada mie instan, terutama pada bumbu yang memberikan cita rasa.
Bahan-bahan kimia ini tentu dapat memberikan efek negatif untuk kesehatan badan apabila dikonsumsi secara terus menerus.Produk kedua yang bisa menjadi pesaing dari produk Mie Popeye adalah mie ayam yang sudah banyak sekali dijual di daerah ITS. Mie ayam sudah menjadi alternatif umum bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa ITS pada khususnya ketika mencari pengganti dari makanan nasi. Porsi yang diberikan oleh pedagang mie ayam juga cukup banyak sehingga bisa memberikan efek kenyang. Harga yang ditawarkan juga dirasa sesuai dengan porsi yang diberikan.
Dari gambaran produk pesaing yang ada, ada beberapa hal yang menjadi kelebihan dari produk Mie Popeye. Bahan dasar mie yang digunakan tidak hanya berasal dari tepung, tetapi juga dicampur dengan sari bayam. Hal ini memberikan efek terhadap mie yang akan diolah. Warna mie yang pertamanya hanya putih kekuningan berubah menjadi hijau segar. Sehingga memberikan kesan menarik dan sehat. Sari bayam yang ditambahkan juga akan memberikan tambahan nilai gizi pada produk Mie Popeye, tambahan nilai gizi dapat berupa vitamin dan mineral yang terkandung pada sayur bayam. Tidak hanya sebagai pewarna asli untuk makanan, fungsi bayam dalam mie juga menambah kandungan serat. Ampas bayam hasil pengejusan dicampurkan ke dalam adonan mie saat mie mentah diproduksi.
Harga yang ditawarkan kepada konsumen memang sedikit lebih mahal dibandingkan produk kompetitor. Namun harga ini akan dikompensasi dengan jumlah porsi yang lebih banyak. Selain itu, cita rasa dari Mie Popeye ini juga dijamin berbeda dengan mie ayam pada umumnya, sehingga akan memberikan nilai tambah pada produk ini.
3.4   Media Promosi Yang Digunakan
Produk Mie Popeye bukanlah produk yang benar-benar baru yang ada di pasaran. Melainkan hanya sebatas modifikasi/pengembangan dari produk yang sudah ada. Oleh karena itu, proses promosi dan pemasaran harus dilakukan secara intens untuk cepat mengenalkan produk Mie Popeye kepada konsumen. Promosi dapat dilakukan dengan menampilkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh produk ini dibandingkan dengan produk lain.
Adapun media promosi dan pemasaran yang akan digunakan antara lain:
·      Internet (online)
Salah satu cara termudah dan termurah dalam proses promosi adalah secara online dengan menggunakan situs jejaring sosial, web blog, dan domain yang tersedia secara gratis.
·      Brosur, Pamflet, atau Poster
Penyebaran Brosur, Pamflet, atau Poster di lokasi-lokasi yang strategis terutama di sekolah, kampus, dan pusat keramaian.

3.5   Target (Rencana) Penjualan Dalam 1 (Satu) Tahun
Dalam proses penjualan pada bulan ke-1 ditargetkan minimal dapat terjual 15 porsi per hari dari total menu dalam produk Mie Popeye yang ada. Karena produk Mie Popeye merupakan produk makanan/kuliner, maka kami menargetkan pada bulan kedua dan bulan selanjutnya target penjualan akan mengalami kenaikan dengan estimasi sebesar 10% per minggu sampai dengan target utama mampu menjual minimal 50 porsi per hari.

Berikut adalah rencana penjualan Mie Popeye untuk bulan pertama :
Tabel 1. Rencana Penjualan Mie Popeye Harian
  RENCANA PENJUALAN MIE POPEYE HARIAN
PRODUKSI
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
Mie Popeye (semua varian)
15
15
15
15
15

Untuk perhitungan rencana penjualan Mie Popeye dalam skala mingguan didapatkan dari penjumlahan banyaknya unit yang terjual per hari. Dapat dilihat pada tabel 2 dibawah, bahwa rencana penjualan dari tiap minggu bertambah sebanyak 10 unit per minggu. Artinya, ditargetkan bahwa di tiap minggu, rata-rata jumlah produk yang terjual setidaknya bertambah 2 bungkus per hari.
Tabel 2. Rencana Penjualan Mie Popeye Mingguan
  RENCANA PENJUALAN MIE POPEYE MINGGUAN
PRODUKSI
MINGGU 1
MINGGU 2
MINGGU 3
MINGGU 4
Mie Popeye (semua varian)
75
85
95
105

3.6   Strategi Pemasaran Yang Diterapkan
Dalam proses pemasaran yang berorientasi pada pengembangan produk, maka perlu diterapkan beberapa strategi khusus agar mampu menarik pasar yang ada, antara lain :
·    Testimoni dari pengusaha atau orang yang memiliki kepercayaan di mata masyarakat terhadap produk Mie Popeye. Ditunjang lagi dengan dilengkapi testimoni dari pelanggan yang sudah mencoba produk, setiap statement yang membangun akan dipajang di “Wall of Popeye” (sarana penulisan saran dan rekomendasi untuk Popeye Management) diletakkan di dekat gerai atau stand penjualan.
à Ini merupakan strategi promosi utama kami untuk memberikan dan membangun kepercayaan kepada konsumen terhadap produk Mie Popeye.
·    Desain dan konsep gerobak outlet yang menarik dengan menggunakan warna yang eye catching.
·    Memberikan inovasi baru terhadap produk Mie Popeye minimal setiap 2 bulan sekali sekaligus promosi coba di tempat (tester porsi mini).
·    Promosi secara online melalui situs jejaring sosial, blog, dan situs non berbayar seperti Facebook, Blogger, Wordpress dan lain-lain.
·    Pemberian bonus dan/atau diskon pada saat event-event tertentu dan untuk setiap ukuran pembelian tertentu akan diberikan voucher gratis.
·      Penggunaan brand Mie Popeye dan nomor kontak pada kemasan pembungkus makanan.
·    Penyebaran brosur, pamflet, dan poster di lokasi-lokasi yang strategis.

IV.    Analisis Produksi / Operasi
4.1   Bahan Baku, Bahan Penolong dan Peralatan Yang Digunakan
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Mie Popeye ini berasal dari bahan-bahan tradisional yang bisa didapatkan di pasar tradisional seperti sayur bayam, tepung terigu, garam, telur, zat pengembang adonan, dan beberapa bahan lain yang diperlukan. Dalam penyajian Mie Popeye nanti akan dilengkapi oleh pelengkap, seperti taburan seledri, acar, dan bawang goreng. Oleh karena itu, bahan penolong seperti mentimun, cabe rawit, cuka, bawang merah, seledri, minyak sayur, ayam pedaging, wortel, dan bumbu kaldu dibutuhkan untuk membuat Mie Popeye ini supaya memiliki nilai jual yang tinggi dan mampu menarik minat dan selera konsumen.
Bahan penolong lain seperti sambal, kecap, dan saus tomat perlu disediakan untuk menambah kelengkapan fasilitas dan meningkatkan kenyamanan konsumen dalam menyantap menu sesuai dengan cita rasa yang diinginkan.
Sedangkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam menunjang proses pembuatan produk Mie Popeye antara lain kompor, panci/tungku mie rebus, mangkok, sendok dan garpu, sumpit, mangkok kuah, baki (untuk menyajikan ke konsumen), baskom pengaduk bumbu, sarung tangan plastik, dan penyaring (tirisan). Sedangkan peralatan pelengkap atau fasilitas penunjang lain yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan adalah gelas, tempat kecap/saus tomat/sambal, tempat acar, tusuk gigi dan wadahnya, tas plastik kemasan, dan lain-lain.

Adapun rincian bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan satu porsi mie dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)     Tepung terigu merk Bogasari KERETA KENCANA atau CAKRA KEMBAR à 225 gram
2)     Tepung kanji à 25 gram
3)     Garam beriodium à setengah sendok teh
4)     Telur ayam à 3 butir
5)     Air Khi à ¼ sendok teh
6)     Tepung maizena à 1 Sendok makan
7)     Bayam segar yang sudah dicuci bersih à 135 gram
8)     Wortel yang sudah dicuci dan dikupas à 135 gram
9)     Air à 250 ml
10)  Cacahan Ayam manis
11)  Potongan Sosis Saus Tomat
12)  Jamur Saus Krim
13)  Bakso daging yang telah direbus
14)  Kuah Kaldu
Kelima varian produk yang dihasilkan merupakan kombinasi dari beberapa bahan baku di atas, namun secara garis besar bahan dasar adonan mie yaitu bahan baku nomor 1 sampai dengan nomor 9. Untuk bahan baku penunjang, jumlahnya menyesuaikan banyaknya porsi yang di produksi per harinya.

4.2   Supplier (Pasokan) Bahan Baku
Untuk keseluruhan bahan baku tersebut diatas dapat ditemukan di hampir seluruh pasar tradisional yang ada di Surabaya, karena bahan-bahan tersebut sangat mudah didapatkan. Namun dalam realisasinya bahan baku yang digunakan disupplai dari pasar tradisional Semolowaru Surabaya yang terletak di jalan raya Semolowaru, Kecamatan Sukolilo, Surabaya. Supplier didekatkan dengan pusat pengolahan atau penggilingan mie mentah dengan alasan supaya mampu meminimasi biaya transportasi untuk distribusi yang diperlukan, mengingat jumlah bahan baku yang harus dipindahkan relatif banyak.

4.3   Proses Produksi / Operasi
Secara garis besar, proses pembuatan produksi Mie Popeye adalah sebagai berikut:
v  Tepung terigu yang akan digunakan disangrai terlebih dahulu sebelum digunakan.
v  Kemudian diaduk dan dicampur dengan tepung kanju lalu secara perlahan ditambahkan telur.
v  Ditambahkan bumbu pelengkap seperti garam, merica dan air khi, kemudian diaduk sampai rata sambil diuleni hingga semuanya tercampur (jangan sampai elastis).
v  Di tempat yang berbeda, bayam dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air mengalir
v  Setelah itu dijus atau dihancurkan hingga lembut. Lalu dicampurkan perlahan ke dalam adonan tepung dengan menggunakan sendok takar perlahan-lahan.
v  Kemudian adonan diaduk sampai beberapa menit sambil ditambahkan pengembang tepung sedikit demi sedikit
v  Setelah itu dituangkan ke dalam loyang untuk didiamkan beberapa saat. Lalu dicetak dengan menggunakan roll pencetak mie.
v  Kemudian mie siap untuk direbus selama lima menit.
v  Mie ditiriskan dan dicampur dengan bumbu-bumbu seperti minyak sayur, garam, dan merica
v  dihidangkan dengan tambahan pangsit, irisan ayam, seledri, dan bawang goreng.
Untuk beberapa varian produk lainnya, yang membedakan hanyalah topping-nya, proses produksi di atas adalah contoh produksi untuk Mie Popeye dengan taburan ayam cincang, komposisi produk lain seperti Mie Popeye Sosis, Mie Popeye Jamur, Mie Popeye Bakso, dan Mie Wortel tinggal menyesuaikan.

4.4   Jumlah Produk Yang Dihasilkan Dalam 1 (Satu) Tahun
Jumlah produk yang mampu dihasilkan dalam satu tahun dapat dilihat dalam rekap perhitungan dalam tabel dibawah dengan asumsi bahwa dalam satu minggu terdapat 5 hari aktif dan dalam sebulan terdapat 4 minggu, maka jumlah produk yang mampu dihasilkan tiap bulan = ni x 5 hari per minggu x 4 minggu per bulan dimana nilai ni adalah ukuran lot (produk) yang dihasilkan per hari.
Ukuran lot produksi dibagi ke dalam tiga termin perencanaan, karena semakin terkenalnya produk Mie Popeye, maka ukuran produksi akan semakin ditingkatkan. Dalam satu tahun akan terbagi ke dalam tiga termin, yaitu sebagai berikut :
·         Termin 1 : Bulan ke-1 sampai bulan ke-3 dengan ni = 15
·         Termin 2 : Bulan ke-4 sampai bulan ke-6 dengan ni = 25
·         Termin 3 : Bulan ke-7 sampai bulan ke-12 dengan ni = 40

   Tabel 3. Target Produksi Mie Popeye selama 1 (Satu) Tahun
Item (unit)
Jumlah Produksi per Bulan ke-i (porsi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
Mie Popeye
300
300
300
500
500
500
800
800
800
800
800
800
7.200

V.     Analisis Keuangan
5.1   Investasi (Kebutuhan Modal) Yang Diperlukan
Unit usaha Mie Popeye ini membutuhkan modal sebesar Rp 20.000.000,00 yang akan bersumber pada dana pinjaman Program Mahasiswa Wirausaha ITS oleh DIKTI.
 Dengan Rincian Pengeluaran sebagai berikut :


Tabel 4. Rincian Pengeluaran

Dengan rancangan biaya variabel untuk 300 porsi adalah sebagai berikut :

            Untuk dapat menjalankan usaha Mie Popeye ini, akan dibutuhkan investasi total sebesar Rp 16.499.000,00.

5.2   Penentuan Harga Pokok Penjualan
Dengan harga pokok produksi untuk membuat 1 porsi Mie Popeye (semua varian menu) sebesar Rp 5.000,00.
Dengan rincian bahan sebagai berikut:
Tabel 5. Rincian Bahan
HPP = Biaya Variabel Bulan Pertama = Rp1.508.000   = Rp 5.000,00
                 Unit per bulan               300 porsi

        Margin Profit     = Rp 2.500,00

        HP Penjualan   = HP Produksi + Margin Profit
                           = Rp 5.000,00 + Rp 2.500,00
                           = Rp 7.500,00 per porsi

     Total Hasil Penjualan = Jumlah produk x Waktu penjualan x Harga jual
                                     = 300 porsi x 1 bulan x Rp 7.500,00
                                     = Rp 2.250.000,00 per bulan



5.3   Rencana Neraca dan Aliran Kas (Cash Flow) per Tahun
Tabel 6. Neraca per Tahun
              Rencana Aliran Kas akan disampaikan di bagian lampiran.

5.4   Break Event Point
5.4.1  Analisis Break Event Point
Dengan Harga Jual/Unit = Rp 7.500,00 , sehingga diambil nilai jumlah produk minimum yang dijual untuk dapat mencapai BEP adalah sebagai berikut:

BEP Produk (Jumlah)        =    Biaya Total           
                                                  Harga Jual /Unit

                                 =    Rp 16.499.000,-                
                                                      Rp.7.500,00
         
                                              =  2199,9 porsi ~ 2200 porsi
Jadi, titik impas dapat dicapai ketika 2200 produk telah terjual (nilai minimum dari jumlah produk yang harus terjual untuk mencapai titik impas).

5.4.2 Analisis ROI (Return On Invesment)
        ROI = Hasil Penjualan / Biaya Produksi
                = Rp 2.250.000,00 / Rp 1.508.000,00
                = 1,49
          Nilai ROI menunjukkan hasil lebih dari 1, yang menunjukkan bahwa ide usaha ini mampu menghasilkan nilai pengembalian yang positif dan tergolong baik untuk dapat direalisasikan.





5.5   Rencana Laporan Laba/Rugi
Tabel 7. Laporan Laba Rugi

5.6   Payback Period
Payback period        =  Investasi    x 1 tahun     
                Pendapatan x 1 tahun
                       
                                   = 16.499.000 
                                        9.600.000

                                   =  1,72 tahun
                                   =  21 bulan
Besarnya Cicilan /Bulan =  Rp 16.499.000   = Rp 785.666,67 ~ Rp 786.000,00
                                                              21 bula

5.7. Rencana Pengembalian (Angsuran) Modal
Dari besarnya cicilan per bulan yang telah diperoleh dari perhitungan payback period, maka rencana pengembalian / angsuran yang akan kami lakukan adalah dengan membagi total modal yang telah diberikan (Rp 16.499.000,00) dengan 22 bulan periode pengembalian. Adapun besarnya angsuran setiap bulannya tidak kami sama ratakan seperti yang terdapat pada perhitungan payback period di atas, melainkan dengan melakukan penyesuaian sesuai dengan proporsi target penjualan kami. Berikut ini kami sampaikan rencanan angsuran dalam tabel :





VI.    Personalia dan Jadwal Kegiatan
     Di dalam menjalankan bisnis Mie Popeye ini, ada beberapa SDM (personalia) yang terlibat di dalamnya. Kebutuhan personalia tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu ketua tim dan anggota tim (pelaksana)àdivisi. Berikut ini akan dijelaskan pembagian personalia (tim) tersebut, yaitu:
6.1   Ketua tim
Nama                                                            : -
NRP                                                  : -
Program Studi/Fakultas                    : -
Sedangkan anggota pelaksananya adalah sebagai berikut :
6.2   Anggota tim
6.2.1 Nama                                       : -
NRP                                        : -
Program Studi/Fakultas          : -
6.2.2 Nama                                       : -
NRP                                        : -
Program Studi/Fakultas          : -
6.2.3 Nama                                       : -
NRP                                        : -
Program Studi/Fakultas          : -
6.2.4 Nama                                       : -
NRP                                        : -
Program Studi/Fakultas          : -
6.3   Pembimbing
 Nama                                   : Ir. Lantip Tri Sunarno, MT.
 NIP                                       : 196010291992031002
Golongan/Pangkat                : Penata/IIIA
 Program Studi/Fakultas       : Teknik Industri/FTI

6.4   Kompetensi SDM Yang Dibutuhkan
Untuk menjalankan bisnis ini, tentunya diperlukan kemampuan, keterampilan, dan keahlian khusus dari SDM (Personalia) yang sesuai dengan spesifikasi (job spesification) yang dibutuhkan unit bisnis Mie Popeye. Kompetensi-kompetensi tersebut akan dibagi sesuai dengan pembagian unit kerja (terlampir dalam struktur organisasi) yang digunakan dalam unit bisnis Mie Popeye ini. Berikut ini akan dijelaskan kompetensi-kompetensi yang diperlukan tersebut, yaitu :
·         Ketua Kegiatan :
Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas yang dilakukan oleh unit usaha Mie Popeye serta hubungan dengan pihak mitra dan personalia.
·         Divisi Keuangan :
Bertanggung jawab atas semua proses regulasi keuangan yang terjadi dalam setiap transaksi unit usaha Mie Popeye.
·         Divisi Pemasaran :
Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas promosi dan strategi pemasaran produk Mie Popeye ke masyarakat luas, serta menanggapi keluhan dan masukan dari masyarakat dan konsumen tersebut.
·         Divisi Produksi dan R&D :
Bertanggungjawab dalam mengendalikan kegiatan produksi dan pengembangan serta inovasi produk.
·         Divisi Operasional :
Bertanggung jawab atas seluruh pasokan bahan baku dan pengelolaan kelengkapan fasilitas-fasilitas penjualan di lapangan.
·         Karyawan :
Melaksanakan kegiatan lapangan yang berkaitan dengan proses teknis penjualan produk di pasar.

6.5   Organisasi
Organisasi yang akan digunakan dalam menjalankan bisnis Mie Popeye ini akan dijelaskan ke dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi yang akan digunakan adalah struktur organisasi fungsional. Penggunaan struktur organisasi fungsional ini didasarkan pada faktor kebutuhan dan bentuk usaha Mie Popeye. Bentuk usaha mie yang lebih mengutamakan kebutuhan SDM pada bagian tertentu untuk menjalankan fungsi spesifik tertentu pula, menyebabkan bentuk struktur organisasi fungsional menjadi bentuk organisasi yang paling sesuai.








Tabel 8. Pembagian Jobdesc dan Kedudukan dalam Tim
No.
Nama
Kedudukan dalam Tim
Tugas (Jobdesc)
1.




-




Ketua Pelaksana
Kegiatan


a. Mengoordinasi tim
b. Bertanggung jawab terhadap  
    pelaksanaan kegiatan
c. Mengoordinasikan segala    
bentuk kegiatan administrasi, baik   administrasi kesekretariatan maupun keuangan
d. Koordinasi dalam hal
 pembimbingan dengan dosen
 pendamping
2.
-
Divisi Pemasaran
a. Bertanggung jawab pada aspek marketing dan pemasaran produk
b. Bertanggung jawab pada pengelolaan aspek promosi dan customer service
c. Bertanggung jawab pada pengelolaan strategi bisnis unit usaha
d. Bertanggung jawab terhadap ketua pelaksana kegiatan
3.





-




Divisi Produksi & Pengembangan (R&D)


a. Bertanggung jawab pada proses produksi produk unit usaha
b. Bertanggung jawab pada pengelolaan kapasitas dan kapabilitas produksi
c. Bertanggung jawab terhadap ketua pelaksana kegiatan
4.







-





Divisi Keuangan





a. Bertanggung jawab pada masalah keuangan dan seluruh transaksi,baik penerimaan maupun pengeluaran
b. Bertanggung jawab melakukan pembukuan transaksi dan pengelolaan neraca keuangan unit usaha
c. Bertanggung jawab terhadap ketua pelaksana kegiatan
5.







-





Divisi Operasional





a. Bertanggung jawab pada proses pengadaan bahan-bahan produksi
b. Bertanggung jawab pada pengadaan dan pengelolaan berbagai fasilitas unit usaha
c. Bertanggung jawab terhadap ketua pelaksana kegiatan


6.6   Jadwal Kegiatan
Berikut adalah tabel aktivitas dan jadwal kegiatan yang direncanakan dalam kinerja produksi Mie Popeye selama 1 tahun ke depan  adalah :
Tabel 9. Jadwal Kegiatan Unit Usaha Mie Popeye
Deskripsi
Bulan I
Bulan II
Bulan III
BulanIV

Bulan V
Bulan VI
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pembukaan Outlet
x























Proses Produksi
x
x
x
x
x
x
x
x
x
X
x
x
x
x
X
x
x
x
x
x
x
x
x
X
Penjualan Produk
x
x
x
x
x
x
x
x
x
X
x
x
x
x
X
x
x
x
x
x
x
x
x
X
Promosi Media
x







x







x







Maintenance Outlet
x



x



x



x



x



x



Pelatihan Karyawan
x























Inovasi Produk Baru
x











x











Evaluasi & Laporan



x



x



x



x



x



x

Tabel 10. Jadwal Kegiatan Unit Usaha Mie Popeye (Lanjutan)
Deskripsi
Bulan VII

Bulan VIII
Bulan IX
Bulan X
Bulan XI

Bulan XII
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pembukaan Outlet
























Proses Produksi
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Penjualan Produk
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Promosi Media
x







x







x







Maintenance Outlet
x



x



x



x



x



x



Pelatihan Karyawan
























Inovasi Produk Baru
x











x











Evaluasi & Laporan



x



x



x



x



x



x















0 comments:

Post a Comment