Find Me !

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Monday, April 7, 2014

Pretty Hate CNC Machine (Kecelakaan kerja pada mesin CNC)



Entah apa yang terjadi hari ini kamis, 3 april 2014 tepatnya pukul 17.48 WIB tadi??
what the fuck moment,hal yang paling aku takutkan dalam hidup atau tepatnya dalam perkuliahan akhirnya terjadi,entah apa penyebabnya,entah setan mana yang sedang merasuk yang jelas ini adalah kisah jejak terhina. Bagaimana tidak, hal yang selalu aku lakukan secara hati-hati dan penuh penuh perhitungan ternyata jauh dari keinginanku, entah karena raga ini sudah terlalu lelah atau mental ini sudah terlalu layu akan panasnya cuaca di surabaya ataukah memang konsentrasi yang sudah mulai berkurang karena stamina yang mulai menurun demi menjalankan amaliyah sunnah. Persetan dengan semuanya dengan jiwa besar aku mengakui bahwa itu semua karena kesalahanku sendiri,” tak usahlah menyalahkan stamina, konsentrasi ataupun setan “ dalam hati bergejolak setelah kejadian itu.oke dari pada bingung ini kronologi ceritanya.

(logo ITS, karena saya anak 2011 maka saya masih almamater ITS)




Sore itu seperti biasa layaknya hari kamis sebelumnya jadwal perkuliahan adalah praktek CNC, mata kuliah yang ‘paling diunggulkan’ di program studi saya Teknik Desain dan Manufaktur – Politeknik perkapalan negeri surabaya (PPNS-ITS). Sejak awal saya sangat takut segala mata kuliah yang berbasis praktikum, apalagi menyangkut mesin dan alat-alat berbahaya lainnya. Hal ini bukan tanpa alasan karena dari tes psikologi waktu SMA saya memang tidak cocok bekerja pada bidang yang mengunggulkan kemampuan psikomotorik,tapi apalah daya ini semua memang berawal dari salah jurusan,kalau kata pepatah “NASI SUDAH MENJADI BUBUR,TAPI SEKALIAN AJA TAMBAHIN AYAM SUWIR DAN BAWANG GORENG” sejak dulu saya mencoba mengaplikasikan pepatah tadi,tapi memang sulit, tiap ada pelajaran praktikum saya selalu merasa phobia,berkali-kali aku melawan tetap saja masih phobia. Terlebih lagi saya kuliah di politeknik, asal kalian tahu sistem belajar di politeknik berbeda dengan di universitas ataupun institut, di politeknik jam kuliah untuk praktikum lebih banyak dari pada jam teori (lebih gampangnya bayangkan seperti sistem belajar STM / SMK). Dan disini terjadi perang batin,pola pikir saya yang cenderung anak SMA banget ehh malah dipaksa jadi anak STM -_- . ah sudahlah terima saja,kita kembali ke tema utama.







Hari ini seperti biasa saya praktikum CNC di gedung bengkel baru kampus PPNS-ITS,entah kenapa firasat mulai tidak enak waktu awal memasuki gedung itu. Hari itu pertama kali terbersit keinginan untuk bolos kuliah, tapi dalam hati berkata “ngapain bolos, toh di kos juga gak ngapa-ngapain”. Seperti biasa kegiatan perkuliahan diawali dengan berbaris 3 shaf, dan menghitung jumlah mahasiswa yang hadir,berdoa dan memulai praktikum, awal praktikum berjalan seperti biasa,saya tetap dengan hasil tes psikologi saya yang sangat tidak dianjurkan untuk bekerja di lapangan, tapi entah kenapa hari itu saya agak bersemangat untuk praktikum, dalam hati mengira kalo sekarang saya sudah bisa beradaptasi sampai akhirnya kejadian sial dan terkutuk terjadi pukul 17.48 WIB. What the fucking moment saat menggerakkan tool datum ke zero setter ternyata kebablasan padahal saya sudah berhati-hati dan terlalu hati-hati(kata teman saya), tool datum patah dan zero setter berbekas, shock, hanya itu yang kurasa saat itu, aku sudah tidak terlalu mendengar apa yang orang disekelilingku katakan kepadaku,”FUUUUUUUUUUUUUUUCKKKKKKKKKKKKKK WHAT A STUPID ME,WHAT I AM DOING?”.dosen pun datang dan memeriksa keadaan 2 alat tersebut,katanya aman,alat tidak rusak dan mari sholat magrib dulu. Agak sedikit lega hati ini tapi masih terbayang harga zero setter yang mencapai Rp. 2 juta. Are you fucking kidding me? No bitch its true, itu memang harga 1 buah zero setter di pasaran, 


(gambar zero sitter)

sholat magrib kali itu dipenuhi rasa cemas, doaku waktu itu hanya memohon perlindungan,gak kebayang rasanya kalo saya harus mengganti benda semahal itu, sebagai mahasiswa dan anak kos yang jauh dari kata sejahtera,hal itu semacam bencana,embargo atau apalah namanya, bisa-bisa jata uang saku bisa habis buat gantiin benda itu. Dan selama 1 tahun saya Cuma bisa makan mie instan.tapi akhirnya hal itu tidak terjadi, karena dari hasil pemeriksaan alat tersebut tidak mengalami kerusakan, “alhamdulillah,dan saya langsung nadzar untuk puasa selama 7 hari”. Dari kebijakan para dosen saya Cuma disuruh ganti centro fix yang pecah entah karene ulah siapa.dan harganya lumayanlah jika dibandingkan zero sitter,harganya sekitar Rp.200 ribuan (tapi namanya anak kos,tetap aja berat).
Ini sudah kali ke dua saya merusakkan alat praktikum di PPNS . yang pertama saya merusakkan handle tapper, gak papalah hitung-hitung sedekah ke kaum yang membutuhkan. Inilah satu dari banyak alasan mengapa saya males ikut kuliah praktikum,entah Cuma di PPNS atau di kampus lain juga gini, kalo mahasiswa tidak sengaja merusak peralatan praktikum, maka mahasiswa harus mengganti alat tersebut. Maksud saya, apakah tidak ada anggaran dari pihak kampus akan hal-hal seperti ini, jujur ini sangat memberatkan saya,kalo gini aturannya, saya semakin malas untuk kuliah praktikum, ibaratnya kalo kuliah praktikum itu kita kayak berjudi, kalo berhasil kita dapat ilmu, kalo gagal kita dapat denda. Tapi entahlah, aku kurang suka mengurusi hal-hal seperti itu, karena sejak kecil saya tidak di didik seperti itu.







Monday, March 17, 2014

13 butir paling absurd 2014

  1. Aku tidak suka mesin waktu. Sama sekali tidak suka. Mungkin kamu terobsesi akan kisah-kisah seperti itu. Tentang kembali ke masa lalu, memperbaiki kesalahan, meminta maaf, mengintip masa depan, dan sebagainya. Kamu suka sekali. Dan aku tetap tidak suka.
  2. Dengan percaya diri kukatakan ini. Aku terlahir setia. Aku dikaruniai kemampuan tulus mencinta dan memberikan sayang yang luar biasa. Aku tak pernah berselingkuh. Bahkan ingin mencobanya pun tidak. Aku hanya punya satu hati. Dan aku tak mungkin membaginya lagi.
  3. Tapi sayangnya, aku juga bisa mencintai dan melupakan dengan sama baiknya. Aku tidak kenal kata menyesal. Beberapa hal dalam hidup memang terjadi tak seperti yang kuinginkan. Tapi bukankah memang seperti itulah seharusnya? Yang terjadi, terjadilah. Yang sudah, biarlah sudah.
  4. Tiga bulan yang lalu, kamu meninggalkanku begitu saja. Kamu menuduhku berselingkuh. Penyebabnya entah apa. Alasannya entah apa. Setannya entah siapa.
  5. Ternyata kamu menganggapku tidak serius. Katamu, aku sama saja dengan kebanyakan laki-laki yang suka tebar pesona sana-sini. Aku diam. Semarah apapun kamu waktu itu, aku diam. Aku tak ingin membela diri. Aku tak ingin menjelaskan apapun. Karena memang tak ada yang perlu dijelaskan. Yang sudah waktunya selesai, biarlah selesai. Yang sudah, biarlah sudah.
  6. Sebulan setelahnya, aku baru tahu kalau kamu cemburu. Perempuan yang kau curigai itu, ***** namanya.
  7. Aku tidak tahu setan mana yang membuatmu berpikir antara aku dan ***** ada apa-apa. Padahal kamu kenal ***** . Bahkan sebelum kita jadian, kamu  tahu kalau aku berteman dengan ***** .  Tak cuma sekali dua kali aku jalan dengannya. Atas sepengetahuan dan seijinmu tentu saja. Dan kamu baik-baik saja. Kamu percaya, aku menjaga percaya. Itulah yang membuatku makin heran. Maksudku, kalau memang kamu cemburu, kenapa tidak dari dulu?
  8. Dan kitapun tidak bersama lagi. Aku kehilangan kabar tentang kamu. Anehnya, aku juga kehilangan kabar tentang ***** . Kamu dan ***** seakan hilang dimakan setan. Aku tahu ini terdengar gila dan mengada-ada. Tapi memang beginilah kejadiannya
  9. Dengan berat hati, sekarang kujilat ludah sendiri dan kuakui bahwa ternyata aku tidaklah sehebat seperti yang kukatakan di poin 2 dan 3. Kemampuanku setia dan mencinta ternyata kalah kuat dibandingkan kemampuanku melupakan.
  10. Aku berusaha mencari tahu ke mana perginya kamu dan ***** . Sengaja kuanggap kalian pergi, bukannya hilang. Tak perlu kujelaskan bedanya pergi dan hilang kan?
  11. Hasilnya nihil. Hampir semua cara sudah kucoba. Dari yang masuk akal, wajar, dan biasa-biasa saja, sampai yang absurd, nekad, dan susah diterima akal. Semuanya benar-benar nihil. Semua orang, – mungkin tepatnya semua elemen alam – sepertinya kompak menyembunyikan kamu dan ***** dari jangkauanku.
  12. Untuk pertama kali, mendadak aku suka hal-hal yang kuceritakan di poin 1. Melintasi waktu, memperbaiki kesalahan, meminta maaf, atau mengintip masa depan hanya untuk melihat seperti apa aku, kamu, dan ***** nantinya. Aku mulai berkhayal tentang itu semua. Aku mulai sadar kalau ternyata aku mencintai kalian berdua. Meski dengan cara yang sangat berbeda.
  13. Seperti yang sudah kujelaskan di poin 4, hari ini adalah tiga bulan sejak kalian meninggalkanku. Pagi tadi, tiba-tiba kamu menelepon. Membawa kabar bahwa kalian berdua sedang tamasya di luar angkasa. 

maaf bukanya copast tp memang ada kesamaan cerita..

The Reason To Forget July 2013 (kumpulan twit @raesaka)






Pada akhirnya, kita mengartikan cinta dengan
cara masing-masing, kemudian memilih pergi
dengan bahagia masing-masing.

Jika pergiku bisa menerbitkan senyummu, mungkin menghilangnya aku bisa membahagiakanmu. Tidak perlu harus dimengerti perpisahan ini jika hanya menyakitkan hati. Ternyata aku hanya bagian dari perjalananmu, bukan tujuanmu. Mungkin sesalku, tak pernah mengembalikanmu. Karena waktu tidak pernah mengerti kenapa aku masih menyimpan cinta ini. Dulu Luka dan sedihmu aku khawatirkan, tapi sekarang menjagamu bukan tugasku lagi.
Coba saja kamu menjadi aku, betapa sulitnya meminta cinta darimu. Kamu coba saja bunuh rinduku yang itu, aku masih punya sejuta rindu lagi untukmu. Bilang sama Tuhanmu, aku tidak akan menyerah mencintaimu. Di banyak hari setelah kamu, aku hanya perindu bodoh tanpa harapan.
Kalau aku nanti bilang "aku bahagia melihat kamu sama dia" tolong jangan percaya, itu artinya aku masih cinta. Yang aku sesalkan, kamu yang tak ingin diperjuangkan. Yang aku takutkan, kamu menjadi yang akan sulit aku tinggalkan. Terkadang cinta menjadi alat seseorang untuk menyakiti kita.
Aku, hanya salah satu bintang. Kamu, semesta
yang kurindukan.

Ingin sekali membuatmu bahagia, tapi kamu tak pernah mengizinkannya. Paling tidak aku pernah membuatmu bahagia, meski pada akhirnya kamu memilih bahagia yang lainnya.
Aku yang selalu kurang di matamu ini,
sesungguhnya sangat berlebihan mencintaimu.

Aku dan kamu di dalam sesuatu yang entah apa namanya .Tak perlu diingat. Tak perlu dilupakan. Kelak kita sadar cinta akan menemukan arahnya. sepertinya kita sudah sepakat. hati bukanlah tempat bermain yang tepat.      
Bagiku kamu adalah segalanya, bagimu aku hanya masa lalu saja. Membahagiakanmu sudah bukan lagi tugasku, tapi keinginanku. Coba bunuh saja rindu-rinduku, aku sendiri menginginkannya mati. Tidak sekali dua kali aku memintamu bertahan, aku takut sia-sia semua perjuangan.