Entah apa yang terjadi
hari ini kamis, 3 april 2014 tepatnya pukul 17.48 WIB tadi??
what the fuck moment,hal yang paling aku takutkan dalam hidup atau tepatnya dalam perkuliahan akhirnya terjadi,entah apa penyebabnya,entah setan mana yang sedang merasuk yang jelas ini adalah kisah jejak terhina. Bagaimana tidak, hal yang selalu aku lakukan secara hati-hati dan penuh penuh perhitungan ternyata jauh dari keinginanku, entah karena raga ini sudah terlalu lelah atau mental ini sudah terlalu layu akan panasnya cuaca di surabaya ataukah memang konsentrasi yang sudah mulai berkurang karena stamina yang mulai menurun demi menjalankan amaliyah sunnah. Persetan dengan semuanya dengan jiwa besar aku mengakui bahwa itu semua karena kesalahanku sendiri,” tak usahlah menyalahkan stamina, konsentrasi ataupun setan “ dalam hati bergejolak setelah kejadian itu.oke dari pada bingung ini kronologi ceritanya.
what the fuck moment,hal yang paling aku takutkan dalam hidup atau tepatnya dalam perkuliahan akhirnya terjadi,entah apa penyebabnya,entah setan mana yang sedang merasuk yang jelas ini adalah kisah jejak terhina. Bagaimana tidak, hal yang selalu aku lakukan secara hati-hati dan penuh penuh perhitungan ternyata jauh dari keinginanku, entah karena raga ini sudah terlalu lelah atau mental ini sudah terlalu layu akan panasnya cuaca di surabaya ataukah memang konsentrasi yang sudah mulai berkurang karena stamina yang mulai menurun demi menjalankan amaliyah sunnah. Persetan dengan semuanya dengan jiwa besar aku mengakui bahwa itu semua karena kesalahanku sendiri,” tak usahlah menyalahkan stamina, konsentrasi ataupun setan “ dalam hati bergejolak setelah kejadian itu.oke dari pada bingung ini kronologi ceritanya.
(logo ITS, karena saya anak 2011 maka saya masih almamater ITS)
Sore itu seperti biasa layaknya hari kamis sebelumnya jadwal perkuliahan
adalah praktek CNC, mata kuliah yang ‘paling diunggulkan’ di program studi saya
Teknik Desain dan Manufaktur – Politeknik perkapalan negeri surabaya
(PPNS-ITS). Sejak awal saya sangat takut segala mata kuliah yang berbasis
praktikum, apalagi menyangkut mesin dan alat-alat berbahaya lainnya. Hal ini
bukan tanpa alasan karena dari tes psikologi waktu SMA saya memang tidak cocok
bekerja pada bidang yang mengunggulkan kemampuan psikomotorik,tapi apalah daya
ini semua memang berawal dari salah jurusan,kalau kata pepatah “NASI SUDAH
MENJADI BUBUR,TAPI SEKALIAN AJA TAMBAHIN AYAM SUWIR DAN BAWANG GORENG” sejak
dulu saya mencoba mengaplikasikan pepatah tadi,tapi memang sulit, tiap ada
pelajaran praktikum saya selalu merasa phobia,berkali-kali aku melawan tetap
saja masih phobia. Terlebih lagi saya kuliah di politeknik, asal kalian tahu
sistem belajar di politeknik berbeda dengan di universitas ataupun institut, di
politeknik jam kuliah untuk praktikum lebih banyak dari pada jam teori (lebih
gampangnya bayangkan seperti sistem belajar STM / SMK). Dan disini terjadi
perang batin,pola pikir saya yang cenderung anak SMA banget ehh malah dipaksa
jadi anak STM -_- . ah sudahlah terima saja,kita kembali ke tema utama.
Hari ini seperti biasa saya praktikum CNC di gedung bengkel baru kampus
PPNS-ITS,entah kenapa firasat mulai tidak enak waktu awal memasuki gedung itu.
Hari itu pertama kali terbersit keinginan untuk bolos kuliah, tapi dalam hati
berkata “ngapain bolos, toh di kos juga gak ngapa-ngapain”. Seperti biasa
kegiatan perkuliahan diawali dengan berbaris 3 shaf, dan menghitung jumlah
mahasiswa yang hadir,berdoa dan memulai praktikum, awal praktikum berjalan
seperti biasa,saya tetap dengan hasil tes psikologi saya yang sangat tidak
dianjurkan untuk bekerja di lapangan, tapi entah kenapa hari itu saya agak
bersemangat untuk praktikum, dalam hati mengira kalo sekarang saya sudah bisa
beradaptasi sampai akhirnya kejadian sial dan terkutuk terjadi pukul 17.48 WIB.
What the fucking moment saat menggerakkan tool datum ke zero setter ternyata
kebablasan padahal saya sudah berhati-hati dan terlalu hati-hati(kata teman
saya), tool datum patah dan zero setter berbekas, shock, hanya itu yang kurasa
saat itu, aku sudah tidak terlalu mendengar apa yang orang disekelilingku
katakan kepadaku,”FUUUUUUUUUUUUUUUCKKKKKKKKKKKKKK WHAT A STUPID ME,WHAT I AM
DOING?”.dosen pun datang dan memeriksa keadaan 2 alat tersebut,katanya
aman,alat tidak rusak dan mari sholat magrib dulu. Agak sedikit lega hati ini
tapi masih terbayang harga zero setter yang mencapai Rp. 2 juta. Are you
fucking kidding me? No bitch its true, itu memang harga 1 buah zero setter di
pasaran,
(gambar zero sitter)
sholat magrib kali itu dipenuhi rasa cemas, doaku waktu itu hanya
memohon perlindungan,gak kebayang rasanya kalo saya harus mengganti benda
semahal itu, sebagai mahasiswa dan anak kos yang jauh dari kata sejahtera,hal
itu semacam bencana,embargo atau apalah namanya, bisa-bisa jata uang saku bisa
habis buat gantiin benda itu. Dan selama 1 tahun saya Cuma bisa makan mie
instan.tapi akhirnya hal itu tidak terjadi, karena dari hasil pemeriksaan alat
tersebut tidak mengalami kerusakan, “alhamdulillah,dan saya langsung nadzar
untuk puasa selama 7 hari”. Dari kebijakan para dosen saya Cuma disuruh ganti
centro fix yang pecah entah karene ulah siapa.dan harganya lumayanlah jika
dibandingkan zero sitter,harganya sekitar Rp.200 ribuan (tapi namanya anak
kos,tetap aja berat).
Ini sudah kali ke dua
saya merusakkan alat praktikum di PPNS . yang pertama saya merusakkan handle
tapper, gak papalah hitung-hitung sedekah ke kaum yang membutuhkan. Inilah satu
dari banyak alasan mengapa saya males ikut kuliah praktikum,entah Cuma di PPNS
atau di kampus lain juga gini, kalo mahasiswa tidak sengaja merusak peralatan
praktikum, maka mahasiswa harus mengganti alat tersebut. Maksud saya, apakah
tidak ada anggaran dari pihak kampus akan hal-hal seperti ini, jujur ini sangat
memberatkan saya,kalo gini aturannya, saya semakin malas untuk kuliah
praktikum, ibaratnya kalo kuliah praktikum itu kita kayak berjudi, kalo
berhasil kita dapat ilmu, kalo gagal kita dapat denda. Tapi entahlah, aku
kurang suka mengurusi hal-hal seperti itu, karena sejak kecil saya tidak di
didik seperti itu.
This one is good. keep up the good work!.. europeanbusinessreview.com
ReplyDelete