- Aku tidak suka mesin waktu. Sama sekali tidak suka. Mungkin kamu terobsesi akan kisah-kisah seperti itu. Tentang kembali ke masa lalu, memperbaiki kesalahan, meminta maaf, mengintip masa depan, dan sebagainya. Kamu suka sekali. Dan aku tetap tidak suka.
- Dengan percaya diri kukatakan ini. Aku terlahir setia. Aku dikaruniai kemampuan tulus mencinta dan memberikan sayang yang luar biasa. Aku tak pernah berselingkuh. Bahkan ingin mencobanya pun tidak. Aku hanya punya satu hati. Dan aku tak mungkin membaginya lagi.
- Tapi sayangnya, aku juga bisa mencintai dan melupakan dengan sama baiknya. Aku tidak kenal kata menyesal. Beberapa hal dalam hidup memang terjadi tak seperti yang kuinginkan. Tapi bukankah memang seperti itulah seharusnya? Yang terjadi, terjadilah. Yang sudah, biarlah sudah.
- Tiga bulan yang lalu, kamu meninggalkanku begitu saja. Kamu menuduhku berselingkuh. Penyebabnya entah apa. Alasannya entah apa. Setannya entah siapa.
- Ternyata kamu menganggapku tidak serius. Katamu, aku sama saja dengan kebanyakan laki-laki yang suka tebar pesona sana-sini. Aku diam. Semarah apapun kamu waktu itu, aku diam. Aku tak ingin membela diri. Aku tak ingin menjelaskan apapun. Karena memang tak ada yang perlu dijelaskan. Yang sudah waktunya selesai, biarlah selesai. Yang sudah, biarlah sudah.
- Sebulan setelahnya, aku baru tahu kalau kamu cemburu. Perempuan yang kau curigai itu, ***** namanya.
- Aku tidak tahu setan mana yang membuatmu berpikir antara aku dan ***** ada apa-apa. Padahal kamu kenal ***** . Bahkan sebelum kita jadian, kamu tahu kalau aku berteman dengan ***** . Tak cuma sekali dua kali aku jalan dengannya. Atas sepengetahuan dan seijinmu tentu saja. Dan kamu baik-baik saja. Kamu percaya, aku menjaga percaya. Itulah yang membuatku makin heran. Maksudku, kalau memang kamu cemburu, kenapa tidak dari dulu?
- Dan kitapun tidak bersama lagi. Aku kehilangan kabar tentang kamu. Anehnya, aku juga kehilangan kabar tentang ***** . Kamu dan ***** seakan hilang dimakan setan. Aku tahu ini terdengar gila dan mengada-ada. Tapi memang beginilah kejadiannya
- Dengan berat hati, sekarang kujilat ludah sendiri dan kuakui bahwa ternyata aku tidaklah sehebat seperti yang kukatakan di poin 2 dan 3. Kemampuanku setia dan mencinta ternyata kalah kuat dibandingkan kemampuanku melupakan.
- Aku berusaha mencari tahu ke mana perginya kamu dan ***** . Sengaja kuanggap kalian pergi, bukannya hilang. Tak perlu kujelaskan bedanya pergi dan hilang kan?
- Hasilnya nihil. Hampir semua cara sudah kucoba. Dari yang masuk akal, wajar, dan biasa-biasa saja, sampai yang absurd, nekad, dan susah diterima akal. Semuanya benar-benar nihil. Semua orang, – mungkin tepatnya semua elemen alam – sepertinya kompak menyembunyikan kamu dan ***** dari jangkauanku.
- Untuk pertama kali, mendadak aku suka hal-hal yang kuceritakan di poin 1. Melintasi waktu, memperbaiki kesalahan, meminta maaf, atau mengintip masa depan hanya untuk melihat seperti apa aku, kamu, dan ***** nantinya. Aku mulai berkhayal tentang itu semua. Aku mulai sadar kalau ternyata aku mencintai kalian berdua. Meski dengan cara yang sangat berbeda.
- Seperti yang sudah kujelaskan di poin 4, hari ini adalah tiga bulan sejak kalian meninggalkanku. Pagi tadi, tiba-tiba kamu menelepon. Membawa kabar bahwa kalian berdua sedang tamasya di luar angkasa.
Monday, March 17, 2014
13 butir paling absurd 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment