Find Me !

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Tuesday, October 7, 2014

Kuliah ITS Kekuatan Kapal

BAB I

PENDAHULUAN


Menghitung kekuatan suatu konstruksi sangat tergantung beban yang bekerja pada konstruksi tersebut, oleh karenanya pembahasan mengenai kekuatan memanjang kapal kita awali dengan pembebanan yang bekerja pada sebuah kapal.
Ada beberapa cara untuk menggolongkan beban yang direncanakan sanggup ditahan oleh bagian konsturksi sebuah kapal. Beberapa beban-beban terpenting adalah beban dinamis dalam arti bahwa bekerjanya beban tersebut berubah bersamaan dengan perubahan waktu, misalnya beban-beban gelombang. Tetapi beban gelombang ini frekwensinya adalah rendah sekali jika dibandingkan dengan frekwensi asli (natural frequenci) dari bagian kontruksi, hingga biasanya beban tersebut dapat diperhitungkan sebagai beban statis.
Pengecualian terjadi pada laut yang amat bergelombang dan kecepatan yang tinggi, dalam keadaan mana haluan kapal mungkin timbul dan “terjun” lagi dengan keras, mengakibatkan beban sesaat yang besar dan getaran transien yang hebat.
Beban lain bersifat statis murni misalnya berat badan kapal dan muatan yang diangkut dalam pelayarannya serta gaya tekan air keatas yang bekerja pada kapal diair tenang.
Berikut diberikan contoh daftar beban-beban penting yang bekerja pada kapal yang dikumpulkan menjadi tiga kelompok utama; statis, quasi statis, dan dinamis :
Beban statis.
·         Gaya tekan air keatas.
·         Berat bagian kontruksi kapal.
·         Berat muatan dan barang barang lain di dalam kapal.
·         Reaksi tumpuan pada waktu kapal kandas atau di dok.

Beban quasi statis.
·         Gaya tekan ombak.
·         Gaya-gaya tekan dinamis karena gerakan kapal.
·         Gaya inersia = massa kapal dan muatannya x percepatan.
·         Gaya tarik tali tunda, gaya dorong baling-baling.
·         Gaya akibat gerakan muatan cair dalam tangki-tangki.

Beban dinamis.
·         Beban sesaat karena “slamming”
·         Damparan ombak pada dinding-dinding bangunan atas atau haluan yang melebar.
·         Beban berat air yang naik ke geladak.
·         Benturan dengan kapal lain, kapal tunda atau dermaga.

Dalam banyak hal, perhitungan kekuatan bagian konstruksi kapal didasarkan seluruhnya pada beban statis, seolah-oleh kapal terapung diam diair tenang. Bahkan banyak biro klasifikasi mendasarkan peraturannya pada perhitungan untuk kapal diair tenang semacam itu dengan tambahan yang ditentukan sebarang untuk beban-beban di laut bergelombang, atau meminta perhitungan momen lengkung kapal diatas gelombang tetapi dalam keadaan diam. Cara-cara diatas biasanya dimaksudkan sebagai patokan atau syarat minimum dan biasanya terbukti cukup untuk menghindarkan kerusakan kerusakan berat akibat kurang kuatnya konstruksi.
Dari tahun ke tahun besar kapal, ukuran-ukuran bagiannya dan macam sistem kontruksi pembangunannya, berkembang perlahan-lahan berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Untuk kapal-kapal yang mempunyai kelainan besar, perencana harus dapat memperhitungkan beban yang akan diterima kapalnya setepat mungkin, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

I.1        SIFAT-SIFAT UMUM RESPONS KONSTRUKSI KAPAL TERHADAB BEBAN.


Telah kita ketahui bersama bahwa sebuah kapal terdiri dari beberapa konstruksi datar yang saling berpotongan, misalnya pelat dasar, sekat dan pelat samping/lambung. Konstruksi datar ini mungkin terdiri  dari pelat yang disangga suatu sistem penegar. Untuk mudahnya berdasarkan respon dari bangunan keseluruhan dan dari masing-masing bagian, respon bagian-bagian konstruksi dibagi menjadi respon pertama, kedua, dan ketiga sebagai berikut :
Respon pertama    :     tegangan dan lenturan badan kapal yang berlaku sebagai sebuah kapal.
Respon kedua       :     tegangan dan lenturan dari konstruksi datar besar ysng berpenegar, misalnya bagian dari pelat yang terletak antara dua sekat lintang.
Respon ketiga       :     tegangan dan lenturan bagian pelat atau kulit diantara penegar-penegar.
Bagian-bagian  ini dilukiskan dalam gambar I-1a sampai dengan gambar I-1c dan diberikan juga perbandingan antara respon konstruksi pertama, kedua, dan ketiga dalam tabel 1 menurut St. Denis  (1954).







Gambar I-1a :  Konstruksi pertama; kapal sebagai sebuah balok


Gambar I-1b :  Konstruksi kedua;  konstruksi datar berpenegar.



 


Gambar I-1c :  Konstruksi ketiga; Pelat diantara penegar
Tabel 1: Perbandingan konstruksi pertama, kedua, dan ketiga.
Sifat
Konstr. pertama
Konstr. kedua
Konstr. ketiga
Kekuatan dalam bi-dang pembebanan
Hampir tak terhingga
Terbatas
Kecil
Pembebanan
Dalam bidang kons-truksi
Tegak lurus bidang konstruksi
Tegak lurus bidang konstruksi
Tegangan-tegangan
Tarik, tekan, geser
Lengkung dan geser
Lengkung dan geser, membran
Jenis konstruksi
Kulit, sekat, geladak, alas dalam, dibebani dalam bidangnya
Hanya konstruksi ber-penegar ;  kulit, sekat, geladak, dasar ganda dan lain-lain.
Semua pelat tak ber-penegar.

Batas ditentukan oleh
Tak tertentu
Konstruksi pertama,  tempat kedudukan titik titik dengan momen lengkung sama dengan nol.
Konstruksi kedua

Keterangan mengenai beban yang dibutuhkan dalam perhitungan tiap bagian respon konstruksi diberikan dibawah ini.
Pertama     :     penyebaran memanjang dari berat, gaya tekan keatas, penyebaran memanjang dari gaya gelombang dinamis dan gaya inersia.
Kedua       :     penyebaran memanjang dan melintang dari gaya tekan cairan dan beban beban lain dari pada bidang konstruksi datar.
Ketiga       :     penyebaran memanjang dan melintang dari gaya tekan cairan dan beban beban lain dari pada bidang konstruksi datar.

I.2        PEMBEBANAN PADA TAHAP PEMBUATAN.
Beban beban pada tahap pembuatan ini, sama sekali tergantung pada susunan konstruksi, cara serta urutan pembuatan dan sebagainya.
Disini hanya dicatat bahwa beban-beban ini selalu ada dan harus diperhitungkan; misalnya beban dalam yang tertinggal akibat proses pengelasan, beban yang bekerja pada seksi atau blok konstruksi pada saat pemindahan dari lokasi satu ke lokasi lainnya, dan masih banyak lagi yang lain.
Salah satu diantaranya adalah pembebanan pada waktu kapal diluncurkan ke dalam air dengan sistem memanjang, dimana kapal akan mengalami tegangan tegangan secara keseluruhan dan setempat yang cukup besar, bahkan kadang-kadang berakibat fatal, antara lain kapal berubah bentuk ( kapal mengalami deformasi ), dimana hal tersebut tidak mungkin untuk diperbaiki lagi.

 

I.3        PEMBEBANAN UJI

            Dalam bidang perkapalan, adalah umum untuk menguji kemampuan konstruksi dan kesempurnaan pengerjaan.
Pembebanan uji biasanya ada dua macam;
a)         Pembebanan uji material; yang dimaksud disini adalah pembebanan  yang dilakukan dilaboratorium untuk memeriksa kesesuai kemampuan material dengan spesifikasinya,
b)        Pembebanan uji konstruksi; yang dimaksud disini adalah pembebanan  yang dilakukan dilapangan tempat pembangunan kapal misalnya; dengan cara mengisi air atau udara bertekanan sampai selang waktu tertentu untuk pengetesan pada tangki-tangki kecil muatan cair. Dimana pengujian dengan mempergunakan air biasanya dilakukan dengan mengisi tangki-tangki dengan air sampai 2,5 m diatas puncak tangki atau sampai pipa limpah (diambil yang lebih besar). Untuk muatan-muatan dengan berat jenis rendah seperti LNG atau LPG, biasanya beban uji ini akan terlalu berlebihan dan pengujian dapat dilakukan dengan tinggi yang dikurangi atau pengujian dengan udara bertekanan. Untuk pengetesan pada lambung, sekat, dan bagian-bagian lainnya biasanya dilakukan dengan penyemprotan air, sesuai dengan tekanan kerja yang dialaminya dalam pelayaran.
Pada dasarnya pembebanan uji ini dimaksudkan untuk memastikan kemampuan material dan kekuatan konstruiksi dalam menerima beban kerja. Hal ini berarti bahwa beban uji harus diperhitungkan sesuai keadaan pembebanan yang akan dialami kapal dalam pelayarannya, terutama untuk pembebanan lokal pada bagian kampuh las konstruksi datar. Dimana semua pengujian ini dilaksanakan sebelum kapal terapung di air.
 

Monday, April 7, 2014

PKM-GT “MAGIC TURBIN VENTILATOR , KONSEP PEMANFAATAN TURBIN VENTILATOR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DI KAWASAN INDUSTRI DI INDONESIA”



RINGKASAN

Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.

Magic Turbin Ventilator merupakan sistem pembangkit listrik tenaga angin. Pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan pada magic turbin ventilator ini mungkin kecil, namun dalam kawasan industri apabila digunakan dalam jumlah yang banyak tidak memungkinkan akan menghasilkan tenaga listrik yang besar. Dalam hal ini, Konsep yang digunakan dalam Magic Turbin Ventilator hampir sama dengan konsep kincir angin sebagai penghasil listrik enaga angin yang sudah banyak diterapkan di banyak belahan dunia. Berbeda dengan kincir angin yang butuh angin berkecepatan tinggi untuk menggerakannya, Magic Turbin Ventilator hanya memerlukan angin dengan kecepatan rendah untuk menggerakanya.
Guna mewujudkan konsep ini di kawasan industri di Indonesia, memerlukan konsep yang sederhana dan tidak terlalu rumit. Karena konsep dari Magic Turbin Ventilator ini bekerja seperti kincir angin pada umumnya. Dengan hanya menambahkan turbin angin pada ventilator dan generator yang mengubah energi gerak menjadi listik, diharapkan penggunaan listrik dari PLN dapat diminimalisir dan perusahaan di kawasan industri dapat memperkecil biaya operasional.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT PLN (Persero) mencatat pertumbuhan pemakaian listrik hingga akhir Mei 2013 sebesar 16,07 Tera Watt hour (TWh) atau tumbuh 9,96 % bila dibanding dengan pemakaian listrik pada Mei 2012 sebesar 14,61 TWh. Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) memperkirakan, kebutuhan tenaga listrik di Indonesia akan meningkat pesat dalam beberapa tahun ke depan. kebutuhan tenaga listrik masyarakat dan industri terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu partisipasi swasta dan daerah dalam penyediaan listrik perlu ditingkatkan.
Yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana kita menyikapi hal tersebut dengan memberiakn solusi yang efektif, antara lain dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, sehingga dapat memberikan tambahan cadangan listrik bagi kehidupan kita. Salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan dan sesuai untuk diterapkan di Indonesia adalah energi angin. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Namun di wilayah kawasan industri di Indonesia tidak semuanya mempunyaikecepatan angin yang besar untuk menggerakan kincir atau turbin sebagai penghasil energi listrik.
  Berkenaan dengan hal ini, penulis memunculkan sebuah gagasan solutif, yang dapat di aplikasikan di seluruh kawasan industri di Indonesia. Sebuah konsep yang jauh lebih ramah lingkungan, efisien, serta mampu menghemat penggunaan energi listrik. Konsep ini bernama Magic Turbin Ventilator.
Konsep ini adalah konsep pemanfaatan gerakan turbin ventilator yang digerakan oleh angin pada atap pabrik di kawasan industri di Indonesia. Konsep yang dipakai hampir sama dengan konsep kincir angin sebagai penghasil listrik enaga angin yang sudah banyak diterapkan di banyak belahan dunia. Berbeda dengan kincir angin yang butuh angin berkecepatan tinggi untuk menggerakannya, Magic Turbin Ventilator hanya memerlukan angin dengan kecepatan rendah untuk menggerakanya . Dengan adanya sistem ini diharapkan penggunaan listrik dapat diminimalisir dan perusahaan di kawasan industri dapat memperkecil biaya operasional.
2
 

1.2 Tujuan
Dengan adanya konsep ini, tujuan yang diharapkan adalah :
1.      Memanfaatkan turbin ventilator sebagai pembangkit listrik tenaga angin di kawasan industri di Indonesia dengan konsep Magic Turbin Ventilator.
2.      Memberikan gambaran konsep bagaimana cara kerja Magic Turbin Ventilator sebagai pembangkit listrik tenaga angin di kawasan industri di Indonesia.
1.3 Manfaat
Konsep ini mempunyai manfaat besar terutama dalam penyelesaian masalah yang ada di Indonesia saat ini, terutama dalam permasalahan terkait energi listrik. Konsep ini akan membuka gambaran terhadap potensi yang diberikan bila konsep ini mampu direalisasikan. Selain penghematan energi listrik, efisiensi, dan konsep ramah lingkungan, konsep ini juga menawarkan sebuah langkah tepat pemanfaatan energi terbarukan.
BAB II GAGASAN
2.1  Kondisi Saat Ini
Dewasa ini banyak sekali persoalan terkait energi dari angin. Mulai dari pemanfaatan yang kurang tepat hingga ketidakrataan kecepatan angin di indonesia. Serta energi angin yang terbuang sia-sia tanpa di manfaatkan dan besarnya penggunaan energi listrik, sistem pembangkit listrik tenaga kincir angin yang ada saat ini tidak dapat di terapkan di seluruh wilayah indonesia, karena ketidakrataan kecepatan angin sebagai penggerak kincir .

Gambar 2.1 turbin ventilator pada umumnya


2.2  Solusi Yang Pernah Ada
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan penggunaan energi listrik seiring berjalanya waktu, tentu menjadi permasalahan baru di Indonesia khususnya pada pelaku sektor industri. Salah satu permasalahan yang dirasakan kalangan industri adalah tingginya bahaya pengeluaran perusahaan dalm hal opersional khususnya dalm pemenuhan kebutuhan energi listrik.
Konsep pemanfaatan energi angin sebagai pembangkit listrik yang sudah lama ada ternyata masih sulit diterapkan di indonesia karena pengaruh kecepatan angin yang rendah dan faktor lain, apalagi bila diterapkan di kawasan industri, tentu akan banyak memakan tempat. Oleh karena itu sistem yang sudah ada saat ini dirasa masih kurang efektif jika diterapkan diwilayah Indonesia khususnya di wilayah kawasan industri yang kecepatan anginya tidak terlalu besar serta tempat yang terbatas.





Gambar 2.2 kincir angin pada daerah pesisir yang perlu lahan luas dan kecepatan angin tinggi.
 


2.3 
4
Deskripsi Ide
2.3.1 Deskripsi Umum
Agar konsep ini dapat terealiasasi di Indonesia, tentu diperlukan strategi yang logis dan efisien. Untuk itu Magic Turbin Ventilator.
Cara kerja dari magic turbin ventilator sebagai pembangkitan listrik tenaga angin ini tidak jauh berbeda dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga angin pada umumnya yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan angin, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik).  Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik ini akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

2.3.2 Detail dan Manfaat Konsep
Pada sistem magic turbin ventilator ini turbin ventilator berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga angin. Dengan dimanfaatkanya turbin ventilator ini pada kawasan industri, diharapkan penggunaan energi listrik berasal dari magic turbin ventilator sehingga perusahaan bisa mengurangi pengeluaran untuk biaya operasional.



5
MULAI
Detail 2.3 Flow chart cara kerja Magic Turbin Ventilator

Energi angin memutar turbin ventilator
Turbin ventilator memutar rotor pada generator
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik
Poros generator berputar, terjadi perubahan fluks pada stator
Generator menghasilkan energi listrik AC dengan bentuk gelombang sinusoidal
Energi listrik disimpan pada baterai yang berkapasitas besar untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di perusahaan
Siklus kembali ke proses
Tidak
Ya
 















Kami memberikan gagasan tentang penggunaan turbin ventilator yang lebih efisien dibandingkan pemanfaatan energi angin sebelumnya yang menggunakan kincir angin yang tidak efisien karena pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan. Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas.
6
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Disini kita memberikan solusi atas dampak dari desain dan aplikasi dari turbin yang sebelumnya telah ada yakni dengan pemanfaatan energi angin di wilayah industri atau pemukiman di indonesia sebagai pembangkit listrik menggunakan Magic Turbin Ventilator.

2.4  Pihak Pendukung
Dalam hal ini, pihak yang dirasa paling besar peranannya adalah pemerintah, dinas perindustrian, dan juga manajemen peusahaan. Namun peranan stakeholders tersebut saling terkoordinasi sehingga membentuk sistem yang baik.
Pemerintah memegang peran penting sebagai pendukung diaplikasikannya konsep ini. Bagian pemerintah yang paling cocok terkait hal ini adalah kementerian riset dan teknologi dan kementrian perindustrian. Kementerian tersebut akan bekerjasama dengan para ahli untuk menyempurnakan konsep ini agar mampu diaplikasikan sesuai keadaan alam di Indonesia.
Pemegang peran terpenting kedua adalah dinas perindustrian. Dinas perindustrian bertanggung jawab untuk pembuatan dan penerapan kebijakan penggunaan Magic Turbin Ventilator pada perusahaan. Namun kali ini dinas perindustrian harus menyediakan tim khusus sebagai teknisi terkait dengan pengaplikasian magic turbin ventilator di perusahaan, serta tenaga ahli dalam bidang teknologi  dan pemasangan serta inspeksi metode pemanfaatan energi angin menggunakan magic ventilator dalam konsep ini.
7
Peranan penting yang terakhir adalah peranan manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan adalah pihak terpenting dalam pengambilan kebijakan dan keputusan dalam perusahaan. Manajemen perusahaan berfungsi sebagai pengambil keputusan yang akan diterapkan pada perusahaan serta kebijakan yang akan diambil dalam suatu perusahaan. Tentu dengan mengaplikasikan magic turbin ventilator di perusahaan akan sangat menghemat penggunaan listrik yang bersumber dari PLN, karena kebutuhan listrik di perusahaan dapat terbantu dari pembangkit listrik alternatif dari Magic Turbin Ventilator.

2.5  Langkah Strategis
Guna mendukung direalisasikannya konsep ini, telah disiapkan strategi khusus dalam penerapan konsep ini di dunia nyata.
Pemerintah
Kementrian riset dan teknologi
Kementrian perindustrian
Manajemen perusahaan
Gambar 2.4    Gambaran Garis Rencana Strategis Pengaplikasian
                       Magic turbin ventilator
    
Instruksi Pengaplikasian MAGIC TURBIN VENTILATOR
Intruksi Pembelajaran Dan Pemeliharaan Teknologi
Penyempurnaan Konsep

Koordiansi







Sebelum dapat menginstruksikan pemasangan magic turbin ventilator, tentu dibutuhkan konsep yang sempurna serta detail yang terperinci. Disinilah kementrian riset dan teknologi mampu mengambil alih. Para ahli dibutuhkan untuk menciptakan magic turbin ventilator yang sempurna dan sesuai dengan kondisi alam Indonesia. Selanjutnya, pemerintah dapat menginstruksikan kepada manajemen perusahaan untuk menginstalasi magic turbin ventilator, Tentu ada keuntungan tersendiri bagi manajemen perusahaan. Bagi manajemen perusahaan, menggunakan teknologi terbaru diperusahaan tentu akan menambah keuntungan dan engurangi biaya operasional. Setelah terbukti berhasil, magic turbin ventilator dapat diproduksi secara masal.
8
Instruksi akan berlanjut kepada dinas perindustrian. Sebagai pengurus kebijakan di bidang industri, dinas perindustrian tentu secara tak langsung menjadi koordinator lapangan. Mereka juga bertanggung jawab atas teknologi ini yang terinstalasi di perusahaan. Terlebih lagi adalah memantau perjalanan serta pengaplikasian magic turbin ventilator di perusahaan. Tentu pembelajaran lebih lanjut terkait teknologi ini diperlukan. Pembelajaran dapat dilakukan melalui tim riset dari kementrian riset dan teknologi, dan juga melalui manajemen perusahaan secara langsung. Dengan demikian, pemeliharaan magic turbin ventilator akan lebih optimal.

BAB III KESIMPULAN
Magic turbin ventilator merupakan pemanfaatan turbin ventilator di atap pabrik sebagai pembangkit listrik tenaga angin guna penghematan penggunaan energi listrik yang berasal dari PLN, sehingga diharapkan biaya operasional perusahaan dapat dikurangi dan keuntungan perusahaan lebih maksimal. Pemerintah saat ini tengah gencar-gencarnya menggalakkan penghematan energi dan pemanfaatan energi terbarukan. Dengan memanfaatkan tenaga angin di indonesia sebagai pembangkit listrik, tentu akan menghemat penggunaan listrik yang bersumber dari PLN di Indonesia. Guna meralisasikan magic turbin vetilator di kehidupan nyata, dibutuhkan riset lebih lanjut yang logis dan efisien serta rencana strategis yang solid dan sesuai keadaan. Guna mewujudkan konsep ini, ada tiga stakeholders yang berperan penting dalam konsep magic turbin ventilator, yakni pemerintah, dinas perindustrian, dan juga manajemen peusahaan. Bila kerja sama yang baik antara ketiga pihak tersebut terjalin, maka konsep akan terlahir lebih sempurna dan dapat direalisasikan pada keadaan Indonesia di kemudian hari, sehingga akan tercapai lingkungan Indonesia yang hemat energi dengan mamemanfaatkan energi terbarukan.


9
 
DAFTAR PUSTAKA
Greenpeace Indonesia (2013).Tenaga Angin Greenpeace indonesia. From http:// Tenaga Angin Greenpeace Indonesia.htm , 23 Maret 2014

Feri Kristianto (2014). Kebutuhan Listrik Nasional Capai 386,7 TWh Hingga 2022. Dari http://Kebutuhan Listrik Nasional Capai 386,7 TWh Hingga 2022   Industri - Bisnis.com , 25 Maret 2014

Firman Sasongko (2009). Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Dari http:// Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin   Konversi ITB.htm, 25 Maret 2014

Kompas (2011). Kebutuhan Listrik Tumbuh 5.500 MW Per Tahun. Dari http:// Kebutuhan Listrik Tumbuh 5.500 MW Per Tahun - Kompas.com , 24 Maret 2014

Romadoni (2013). pembangkit listrik tenaga angin. from http:// pembangkit listrik tenaga angin.com , 23 Maret 2014